Komandan Pasukan Quds Iran, Esmail Qaani, dilaporkan hilang saat berkunjung ke Lebanon. Qaani tiba di ibu kota Lebanon, Beirut, setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh serangan Tel Aviv bulan lalu. Dua sumber keamanan senior Iran, yang tidak mau disebutkan namanya, mengonfirmasi bahwa Qaani berada di daerah Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, saat serangan terjadi pada Kamis (3/10) lalu.
Serangan udara Israel tersebut menargetkan Hashem Safieddine, pejabat senior Hizbullah. Safieddine diduga kuat menjadi calon pengganti Nasrallah sebagai pemimpin Hizbullah. Namun, sumber keamanan Iran menyatakan bahwa Qaani tidak bertemu Safieddine dalam kunjungan tersebut.
Pejabat keamanan Iran menyatakan bahwa mereka dan Hizbullah tidak dapat menghubungi Qaani sejak serangan berlangsung. Meskipun tujuan kunjungan Qaani ke Lebanon tidak dijelaskan lebih lanjut, sumber tersebut menyebutkan kunjungan ini dilakukan setelah kematian Nasrallah pada 27 September lalu.
Pasukan Quds, yang dipimpin oleh Qaani, merupakan salah satu dari lima cabang Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Mereka mengkhususkan diri dalam peperangan non-konvensional dan operasi intelijen militer. Pasukan Quds bertanggung jawab untuk operasi IRGC di luar wilayah Iran.
Selain itu, Pasukan Quds mengawasi interaksi dengan milisi yang bersekutu dengan Teheran di Timur Tengah, termasuk Hizbullah. Dalam serangan yang sama, Komandan IRGC Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan juga dilaporkan tewas bersama Nasrallah di dalam bungkernya akibat bom Israel.
Informasi mengenai hilangnya Qaani menimbulkan spekulasi di kalangan analis dan pengamat. Kunjungan tersebut, yang terjadi di tengah ketegangan regional yang meningkat, menunjukkan kompleksitas situasi di Lebanon. Keterlibatan Pasukan Quds dalam operasi internasional semakin mempertegas peran Iran dalam konflik di Timur Tengah. Perkembangan ini penting untuk diikuti, mengingat hubungan Iran dan Hizbullah yang erat serta dampaknya terhadap stabilitas kawasan.