Dalam momen yang penuh gejolak ini, Umar Badjideh, ayah dari Vadel Alfajar Badjideh, berbicara tegas mengenai laporan yang dilayangkan Nikita Mirzani terhadap putranya di Polres Jakarta Selatan. Ia dengan lugas menyebut masalah ini sebagai “drama sampah,” menekankan bahwa apa yang terjadi hanyalah pengalihan isu yang tidak seharusnya terjadi. Menurutnya, niatnya dan keluarganya semata-mata adalah membantu Lolly, yang selama bertahun-tahun terabaikan oleh ibunya.
“Intinya saya menolong anak yang ditelantarkan, lillahi ta’ala saya cuma menolong!” tegas Umar, menandaskan bahwa tindakan baiknya seharusnya diapresiasi, bukan dicemooh. Ia mengungkapkan perubahan positif yang terjadi pada Lolly setelah bersosialisasi dengan Vadel, dari yang tidak pernah puasa dan sholat, kini mengikuti ibadah tersebut dengan penuh kesadaran. Keputusan Lolly untuk mengenakan hijab pun dianggap sebagai langkah maju yang seharusnya disyukuri oleh Nikita, bukannya menjadi objek fitnah.
Umar Badjideh dengan emosional menyatakan keresahan keluarganya yang selalu dianggap sebelah mata. “Jangan main-main sama saya,” ujarnya dengan tegas, menunjukkan ketidakpuasannya terhadap perlakuan yang diterima keluarganya. Ia bahkan mengklaim sakit hati atas tindakan Nikita Mirzani, yang menurutnya menunjukkan sifat yang jauh dari kemanusiaan.
Dalam konteks yang lebih luas, konflik ini menggambarkan tantangan yang dihadapi banyak orang tua dalam mengasuh anak di tengah ketidakpastian. Ketika hubungan keluarga terganggu, seringkali anak menjadi korban dari drama orang dewasa. Lolly, dalam situasi ini, adalah simbol dari banyak anak yang terjebak dalam konflik antara orang tua mereka. Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak, di mana kasih sayang dan perhatian lebih diutamakan dibandingkan pertikaian yang tidak berujung.