Presiden Jokowi semakin mendekati akhir masa jabatannya, dan dia merasa lega melihat transisi pemerintahan menuju Presiden Terpilih Prabowo Subianto berlangsung dengan baik. Ada rasa optimisme yang ia bangun, mengingat pengalaman pribadinya ketika memulai pemerintahan pada 2014. Kala itu, Jokowi mengakui butuh waktu sekitar satu hingga satu setengah tahun untuk benar-benar menyelaraskan roda pemerintahan. Waktu itu, kata Jokowi, adalah masa yang hilang karena butuh konsolidasi penuh agar mesin birokrasi bisa bekerja maksimal.
Pengalaman ini membuat Jokowi lebih bijak menghadapi transisi kali ini. Ia tidak ingin Prabowo mengalami hal serupa. Oleh sebab itu, Prabowo telah diajak hadir dalam berbagai rapat penting, tak hanya yang berhubungan dengan pertahanan, seperti yang biasa ia hadiri sebagai Menteri Pertahanan. Prabowo kini ikut serta dalam hampir semua agenda strategis, sehingga saat nanti benar-benar menjabat, dia bisa langsung “gaspol” menjalankan program-program yang telah direncanakan.
Bagi Jokowi, memastikan transisi yang mulus sangat krusial untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi negara. Proses ini bukan hanya soal perpindahan kekuasaan, tetapi tentang menjaga keberlanjutan pembangunan dan kepercayaan publik. Stabilitas politik dan ekonomi menjadi pilar utama yang harus tetap kuat agar pemerintahan baru bisa langsung bergerak, tidak terjebak dalam masa adaptasi yang terlalu lama.