Perjalanan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia telah mengubah peta kepelatihan di Asia Tenggara. Sejak menjabat pada awal 2020, setidaknya lima pelatih dari negara lain dipecat atau mengundurkan diri akibat hasil buruk menghadapi Timnas Indonesia. Kini, kontraknya telah diperpanjang hingga Juni 2027, menandai komitmen yang kuat untuk membangun tim.
Di bawah kepemimpinan Shin, prestasi Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan. Meskipun belum mengantongi trofi, pencapaian lolos ke babak gugur Piala Asia 2023 dan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi langkah penting. Namun, kesuksesan ini juga memakan korban di sisi lawan.
Salah satu pelatih yang terkena dampak adalah Philippe Troussier dari Vietnam. Ia dipecat setelah timnya kalah dari Indonesia tiga kali berturut-turut, termasuk kekalahan telak 0-3 di Piala Asia 2023. Ini menjadi pengalaman pahit, mengingat Troussier juga pernah kehilangan pekerjaan di 2004 setelah kalah dari Indonesia saat melatih Qatar.
Tan Cheng Hoe, pelatih Malaysia, juga merasakan dampaknya. Setelah gagal di Piala AFF 2020 dan kalah 1-4 dari Indonesia, ia memilih untuk mundur. Hasil buruk ini menghancurkan harapan Malaysia untuk melanjutkan ke babak semifinal.
Selanjutnya, Tatsuma Yoshida dari Singapura juga harus pergi setelah kekalahan dari Indonesia di semifinal Piala AFF 2020. Setelah laga leg pertama berakhir imbang 1-1, Indonesia menang dramatis 4-2 di leg kedua. Hasil ini memaksa Yoshida untuk meletakkan jabatan.
Dalam Kualifikasi Piala Asia 2023, Shin Tae-yong berhadapan dengan Vitezslav Lavicka dari Kuwait. Indonesia menang 2-1 berkat gol Marc Klok dan Rachmat Iriano, membantu mereka lolos ke putaran final. Sebagai konsekuensi, Lavicka dipecat dari posisinya setelah Kuwait gagal melaju ke final Piala Asia 2027.
Korban terbaru adalah Graham Arnold dari Australia, yang memilih mundur setelah imbang 0-0 melawan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Hasil tersebut dianggap sangat mengecewakan oleh publik Australia, terutama setelah kekalahan sebelumnya dari Bahrain. Arnold meninggalkan tim setelah 55 pertandingan dengan 35 kemenangan, namun hasil imbang ini menjadi akhir yang pahit.
Shin Tae-yong tidak hanya membawa perubahan positif bagi Timnas Indonesia, tetapi juga mengubah nasib pelatih lain di Asia Tenggara. Keberhasilannya semakin menegaskan pengaruh besar dalam dunia sepak bola regional.