Sebuah video yang memperlihatkan seorang Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) berinisial BVA yang nekat melawan perwira pengasuhnya menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat bahwa keduanya terlibat adu mulut dan adu fisik. Gubernur Akpol, Irjen Krisno Siregar, membenarkan kejadian tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa kasus ini sedang diproses oleh Provos Akpol. “Kasus pelanggaran taruna sedang diproses oleh Provos Akpol,” ujar Krisno saat dihubungi wartawan pada Kamis malam, 5 September 2024.
Video yang viral itu menunjukkan Brigadir Taruna BVA mencoba merebut laptopnya yang hendak ditahan oleh perwira pengasuh. Tindakan BVA bahkan sampai mendorong perwira tersebut hingga terjatuh. Aksi nekat taruna itu baru berhenti setelah beberapa perwira lain melerai dan memberikan peringatan. Insiden ini mencuri perhatian publik, karena menunjukkan ketegangan yang terjadi di lingkungan akademi yang seharusnya disiplin.
Kronologi kejadian ini dimulai ketika BVA meminta izin untuk berobat, tetapi kembali ke asrama setelah melewati jam malam yang ditetapkan. Tak hanya itu, perwira pengasuh juga menemukan BVA membawa laptop, yang sebenarnya dilarang bagi taruna Akpol. Aturan ini dibuat untuk menjaga disiplin dan fokus para taruna dalam menjalani pendidikan mereka. Pelanggaran aturan ini memicu konfrontasi antara BVA dan pengasuhnya.
Irjen Krisno juga menegaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan BVA akan diproses melalui sidang dewan akademi. Sidang ini nantinya akan menentukan sanksi akademik yang akan dijatuhkan kepada BVA. Krisno memastikan bahwa penanganan kasus ini akan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku di Akpol. “Sanksi akademik akan diputuskan melalui sidang dewan akademi,” tegasnya.
Kasus ini menyoroti pentingnya kedisiplinan di lingkungan pendidikan militer seperti Akpol. Taruna diharapkan mematuhi aturan yang berlaku tanpa pengecualian. Pelanggaran seperti yang dilakukan BVA bukan hanya melanggar etika, tetapi juga mencederai nilai-nilai kedisiplinan yang dijunjung tinggi oleh institusi. Peristiwa ini juga menjadi pembelajaran bagi taruna lainnya untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan menghormati otoritas di lingkungan akademi.
Sidang dewan akademi diharapkan dapat memberikan keputusan yang adil dan mendidik. Sanksi yang diberikan kepada BVA akan menjadi bagian dari upaya pembinaan, agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Proses ini juga menjadi penegasan bahwa di lingkungan Akpol, setiap pelanggaran akan ditangani secara serius dan profesional.
Dengan adanya insiden ini, Akpol juga diharapkan terus meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap para taruna. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap taruna memahami tanggung jawab mereka sebagai calon pemimpin masa depan di institusi kepolisian.