Wanda Hamidah, selebritas sekaligus politikus Indonesia, mengejutkan publik dengan pengunduran dirinya dari Partai Golkar. Keputusan ini diumumkan melalui akun Instagram pribadinya pada Rabu, 21 Agustus 2024, beberapa jam setelah Bahlil Lahadalia ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang baru. Wanda menyatakan bahwa ia tidak ingin berada di sisi sejarah yang salah.
“Saya keluar dari Golkar. Saya tidak ingin berada di sisi sejarah yang salah. Saya terlalu mencintai negara saya. INDONESIA TIDAK UNTUK DIJUAL,” tulis Wanda dalam bahasa Inggris. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Wanda baru saja bergabung dengan Golkar pada Oktober 2022 setelah keluar dari Partai NasDem.
Saat bergabung dengan Golkar, Wanda mengungkapkan bahwa ia ingin berada di partai yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan rakyat, baik di eksekutif maupun legislatif. Ia menginginkan partai yang bekerja untuk rakyat, bukan yang menyengsarakan.
Tidak hanya itu, Wanda juga mengunggah video ‘Peringatan Darurat’ yang kini menjadi gerakan di media sosial. Video ini muncul setelah DPR RI mengesahkan RUU Pilkada yang menganulir putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat usia pencalonan kepala daerah. Gerakan ini diikuti oleh berbagai selebritas, politikus, dan aktivis, seperti komedian Vincent dan Desta yang turut mengunggah video tersebut di akun Instagram Vindes mereka. Komika Pandji Pragiwaksono juga turut serta, mengajak publik untuk mengawal demokrasi melalui media sosialnya.
Wanda Hamidah bukanlah nama baru di dunia politik Indonesia. Ia sudah aktif sejak tahun 1990-an dan terlibat dalam aksi demonstrasi reformasi pada 1998. Setelah reformasi, Wanda bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan memulai karier politiknya dengan serius. Beberapa tahun kemudian, ia hijrah ke Partai NasDem dan berhasil menduduki kursi DPRD DKI Jakarta pada 2009. Namun, setelah bergabung dengan Golkar pada 2022, harapannya untuk menemukan “rumah politik” terakhirnya di partai tersebut tidak terwujud.
Keputusan Wanda untuk mundur dari Golkar menambah daftar politisi yang hengkang dari partai ini setelah pergantian kepemimpinan. Pada hari yang sama, Munas XI Partai Golkar resmi menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum periode 2024-2029. Bahlil terpilih sebagai calon tunggal dan ditunjuk sebagai formatur tunggal yang berwenang penuh menyusun kepengurusan Golkar periode mendatang.
Pengunduran diri Wanda dari Golkar menegaskan posisinya dalam dinamika politik Indonesia. Dengan tegas, ia memilih untuk tidak berada di sisi sejarah yang salah, sebuah sikap yang mencerminkan komitmennya terhadap nilai-nilai yang ia yakini.