Nama Tommy Hermawan Lo menjadi sorotan setelah dikaitkan dengan sosok T yang diduga sebagai pengendali judi online di Indonesia. Hubungan Tommy dengan sosok T mencuat setelah video lama yang menampilkan kesaksian pengacara Alvin Lim dari LQ Indonesia Law Firm. Video tersebut membahas dugaan keterlibatan Tommy dalam kasus judi online.
Sosok T pertama kali diungkap oleh Benny Rhamdani, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), dalam acara pengukuhan komunitas pekerja migran di Medan, Sumatera Utara, pada 16 Juli 2024. Benny kemudian diperiksa oleh Bareskrim Polri pada 5 Agustus 2024 terkait pernyataannya tersebut.
Setelah pemeriksaan selama sekitar 8 jam, Benny belum mengungkap identitas lengkap sosok T. Ketika ditanya apakah sosok T adalah Tommy Hermawan Lo, Benny hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban. Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro, menegaskan bahwa Tommy bukanlah sosok T. Ia menegaskan bahwa Benny tidak memiliki informasi yang akurat tentang sosok T.
Tommy Hermawan Lo adalah anak dari Jerry Hermawan Lo, seorang pengusaha properti besar di Indonesia. Tommy adalah pengusaha muda yang menjabat sebagai Komisaris PT Kontek Aja, sebuah perusahaan di bawah JHL Group. JHL Group adalah perusahaan nasional yang didirikan oleh ayah Tommy dan memiliki berbagai lini bisnis seperti perhotelan, pertambangan, gaya hidup, kebugaran, otomotif, dan media.
Selain perannya di PT Kontek Aja, Tommy juga merupakan pemilik klub Dewa United. Klub ini memiliki tiga cabang olahraga: sepak bola, basket, dan Esport. Awalnya bernama Martapura Dewa United, klub ini diubah namanya menjadi Dewa United setelah akuisisi oleh Tommy. Tommy juga memperkenalkan klub basket Dewa United Banten dan klub Esport Dewa United Morpheus, yang mencakup berbagai cabang Esport seperti PUBG Mobile dan Counter Strike 2.
Tommy mendukung perkembangan klub-klub olahraganya dengan membangun pusat pelatihan di Pagedangan, Tangerang, dan Megamendung, Bogor. Pusat pelatihan ini dilengkapi fasilitas modern untuk meningkatkan performa atlet. Selain itu, Tommy juga aktif di National Olympic Committee (NOC) Indonesia sebagai Bendahara, di bawah pimpinan Ketua Raja Sapta Oktohari.
NOC Indonesia, yang berdiri secara independen sejak 1 Januari 1952, sebelumnya merupakan bagian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Organisasi ini bertugas melaksanakan keikutsertaan Indonesia dalam pekan olahraga internasional dan bergabung sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 11 Maret 1952.