Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Malang, Wawan Sobari, menilai bahwa pasangan Tri Rismaharini-Azwar Anas belum mampu menyaingi pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Pilkada Jawa Timur. Wawan mengungkapkan bahwa faktor terbesar yang menghambat Risma-Azwar adalah jumlah kursi PDI Perjuangan di DPRD Provinsi Jawa Timur berdasarkan hasil Pemilu 2024.
Pada Pemilu 2024, PDI Perjuangan hanya memperoleh 3.735.865 suara dan 21 dari 120 kursi DPRD Provinsi Jawa Timur. Jumlah kursi ini menurun sebanyak 6 kursi dari Pemilu 2019. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016, partai atau gabungan partai harus memiliki minimal 20 persen kursi DPRD atau 25 persen dari total suara sah untuk dapat mengusung pasangan calon sendiri.
Khofifah-Emil sudah mendapatkan rekomendasi dari sejumlah partai besar seperti Gerindra, Partai Golkar, PKS, Demokrat, PAN, PPP, PSI, dan Perindo. Kondisi ini semakin menyulitkan PDI Perjuangan yang harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung pasangan calon. Salah satu partai potensial untuk diajak berkoalisi adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berhasil memperoleh 27 kursi di DPRD Provinsi Jawa Timur pada Pemilu 2024, naik dua kursi dari pemilu sebelumnya dengan perolehan 4.517.228 suara.
Wawan menyarankan agar PDI Perjuangan bersikap realistis dan memilih satu kandidat antara Risma atau Azwar Anas. Mereka juga harus memberikan ruang kepada PKB untuk menyodorkan nama calon mereka. Namun, koalisi ini dianggap rumit karena belum ada figur kuat dari PKB yang memiliki elektabilitas tinggi di Jawa Timur. Nama Marzuki Mustamar sempat muncul, tetapi elektabilitasnya masih di bawah 5 persen.
Di tengah situasi ini, PDI Perjuangan harus merancang strategi yang cermat untuk dapat bersaing dalam kontestasi Pilkada Jawa Timur. Koalisi dengan PKB mungkin menjadi solusi, tetapi tantangan dalam menemukan figur yang kuat dan elektabilitas tinggi tetap menjadi pekerjaan rumah yang besar. Tanpa koalisi yang solid dan dukungan yang kuat, pasangan Risma-Azwar akan sulit menandingi kekuatan Khofifah-Emil yang telah didukung oleh banyak partai besar.