Keterasingan saudara, sama seperti keterasingan orang tua, bisa sangat menyakitkan untuk dihadapi. Meskipun anda tidak terlalu dekat satu sama lain, jarak emosional dari mereka pasti akan menyakitkan, karena anda akan selalu memiliki hubungan saudara. Mari kita cari tahu apa yang menyebabkan keterasingan saudara, dan alasan utama keterasingan saudara. Untuk menghindari putusnya hubungan saudara kandung, menyadari faktor risiko kerenggangan dapat membantu. Saudara kandung menegosiasikan ulang hubungan mereka seiring berjalannya waktu. Momen-momen tertentu sangat rentan bagi hubungan saudara kandung, Berikut adalah beberapa momen paling terasingnya saudara:
1. Masa Remaja. Seorang saudara remaja, yang menjadi individu dan menciptakan identitasnya sendiri, meninggalkan rumah untuk kuliah atau bekerja. Dia mungkin menantang otoritas orang tua, mengubah hubungan saudara kandung dan dinamika dalam keluarga.
2. Pernikahan. Mertua baru bergabung dengan keluarga dan mungkin ingin mengontrol berapa banyak waktu yang akan dihabiskan pasangan tersebut bersama orang tua dan saudara kandung. Mertua baru mungkin mempunyai nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan keluarga aslinya, meskipun hal-hal tersebut tidak terlalu penting untuk menimbulkan perselisihan.
3. Kelahiran bayi. Saat saudara kandung berfokus pada keluarga barunya, beberapa anggota keluarga mungkin merasa ditinggalkan atau dikhianati. Seringkali, persaingan antar saudara berlanjut hingga dewasa; saudara kandung bahkan mungkin bersaing satu sama lain melalui anak-anak mereka. Yang terburuk, terjadi kerenggangan, dan bibi serta paman mungkin akan patah hati jika mereka tidak memiliki kesempatan untuk membina hubungan dengan keponakan-keponakan mereka. Memang benar, anak-anak sering kali terjebak dalam keterasingan saudara kandung, yang dampaknya meluas dari generasi ke generasi.
4. Perceraian dan masalah perkawinan. Tanggung jawab emosional dan finansial dalam membantu anggota keluarga yang bercerai—atau mereka yang pernikahannya bermasalah—bisa membebani salah satu saudara kandung, sehingga menimbulkan perselisihan mengenai cara menangani situasi tersebut atau kebencian karena beban yang ditanggung bersama secara tidak seimbang.
5. Penyakit orang tua, kematian, atau warisan. Saudara kandung mungkin mengadakan kompetisi terakhir untuk mendapatkan kekuasaan, cinta, dan kesetiaan keluarga. Konflik yang sulit timbul mengenai siapa yang akan mengatur layanan kesehatan dan pembayaran bagi orang tua yang lanjut usia; siapa yang akan membiayai perawatan jangka panjang, dan siapa yang akan mewarisi harta benda keluarga yang berharga. Pertengkaran demi uang bisa menjadi sangat kejam ketika orang tua mendekati tahap akhir kehidupannya.