Saat berkirim pesan, mengapa orang begitu sering menggunakan LOL akhir-akhir ini? Ini seperti jempol kita berlari lebih cepat dari otak kita dan “LOL” keluar meskipun tidak ada yang lucu. Kami hampir tidak berpikir sebelum mengetiknya. Tapi apa alasannya? Atau lebih tepatnya, apakah hal itu lebih banyak ruginya daripada manfaatnya? Mengatakan LOL setelah setiap SMS yang sangat menyedihkan atau mengatakan hal-hal seperti ‘Aku benci hidupku haha’.
Mengapa orang sering menggunakan LOL? Apakah ini naluri atau masalah mendasar? Apakah anda pernah menyelesaikan trauma dumping atau mengeluh tentang keluarga atau pasangan aanda atau apa pun dan akhirnya mengatakan LOL setelah setiap kalimat? — Dan percayalah, ini bukan karena anda tertawa terbahak-bahak, tapi karena itu terasa menyenangkan. Mengapa Orang Menggunakan LOL Dengan Wajah Lurus?
1. Ini Sudah Menjadi Refleks Kebiasaan. Banyak generasi milenial dan Gen-Z yang mengucapkan LOL di setiap kalimat karena sudah menjadi tindakan refleks. Seolah-olah hal itu tertanam dalam DNA digital kita. Baik itu ketidaknyamanan kecil atau kemunduran besar, respons default kita sering kali adalah melunakkan pukulan tersebut dengan “lol” yang cepat.
2. Adanya Rasa Tekanan Sosial. Ada tekanan yang tidak terucapkan untuk tetap bersikap santai di dunia di mana media sosial menjadi panggung bagi semua interaksi kita. Kami tidak ingin terlihat terlalu serius atau negatif, jadi kami menaburkan pesan kami dengan “LOL” untuk menunjukkan bahwa kami tidak menganggap diri kami terlalu serius. Misalnya, “Saya putus, haha”. Meskipun situasi ini tidak lucu dan serius, Anda tetap menambahkan “lol” agar terlihat tidak terlalu peduli.
3. Kebanyakan Orang Cenderung Menahan Rasa Sakit Emosionalnya. Melampiaskan perjuangan hidup dan membuang trauma sudah menjadi hal biasa dalam percakapan digital kita. Mengetik “LOL” di akhir pengaduan berfungsi sebagai penyangga; upaya untuk meringankan suasana dan membuat pembicaraan tidak terlalu berat.
4. Mekanisme Mengatasi Stres. Inilah salah satu alasan mengapa kita sering menggunakan lol karena ini menjadi cara untuk mengatasi pemicu stres sehari-hari atau mengatasi ketidaknyamanan dan kesusahan. Ini adalah salah satu cara untuk menutupi apa yang sebenarnya kita rasakan saat ini sambil terus berbicara.
Cara Untuk Mempertimbangkan Lebih Memperhatikan Penggunaan LOL Anda
1. Renungkan Sebelum Anda Mengetik: Berhenti sejenak dan pikirkan apakah “LOL” mencerminkan perasaan anda dalam situasi tersebut atau tidak. Apakah anda benar-benar tertawa terbahak-bahak, atau hanya sesuatu yang terjadi secara otomatis?
2. Jadilah Otentik: Biarkan diri anda menjadi nyata selama percakapan. Jika anda sedang merasa sedih atau frustasi, tak perlu bersembunyi di balik tawa.
3. Pilih Alternatif: Temukan cara lain selain “LOL” untuk menyatakan persetujuan atau keterlibatan. Gunakan gif, emoji, atau bahkan hanya kata-kata.
4. Tetapkan Batasan: Pahami kapan masalah yang lebih dalam mungkin ditutupi oleh “LOL” dan kapan komunikasi yang bermakna mungkin terhambat karena penggunaannya. Tetapkan batasan pada diri anda dan orang lain mengenai bagaimana bahasa digunakan untuk membahas topik yang serius.
5. Latih Empati: Orang yang berbeda berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Saat berinteraksi dengan orang lain, latih empati dan pikirkan bagaimana mereka mungkin menafsirkan kata-kata Anda.