Jika anda sedang berjuang dengan kesehatan mental anda, dan anda merasa segala sesuatunya semakin membebani, maka bepergian mungkin merupakan jawaban terbaik untuk anda. Bepergian adalah salah satu hal yang paling diremehkan jika anda mencoba meningkatkan kesehatan mental anda. “Bepergian berarti menemukan bahwa semua orang salah mengenai negara lain”. – Aldous Huxley.
Tugas dan ritual duniawi kita dapat membuat kita merasa seperti terjebak dalam kebiasaan. Kita mulai menganggap remeh hal-hal tertentu, bertengkar dengan orang-orang terdekat kita karena hal-hal kecil yang tidak penting, melupakan gambaran besarnya, dan tidak lagi menyadari keindahan dalam hidup. Terkadang hal ini bisa membuat kita merasa cemas atau bahkan depresi.
Berlibur, baik itu perjalanan darat beberapa jam ke luar kota atau menaiki penerbangan 20 jam ke negara asing yang jauh, dapat memberikan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan mental, kehidupan pribadi, dan kehidupan profesional kita. Penelitian menunjukkan bahwa perjalanan memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan mental kita. Inilah 6 Cara Traveling Dapat Meningkatkan Kesehatan Mental Anda :
- Memperluas perspektif kita.
Bepergian ke tempat baru, baik dekat maupun jauh, mendorong kita keluar dari zona nyaman. Baik anda sedang menjalani cara hidup baru di negara asing atau mencoba hidangan lokal baru untuk pertama kalinya, bepergian dapat membuka pikiran (dan perut) kita terhadap cara hidup yang benar-benar baru. Segala sesuatu yang anda lihat adalah hal baru dan ini memunculkan penjelajahan batin anda.
Anda akan menemukan diri anda menunjuk pada situs arsitektur ikonik yang Anda pikir hanya akan Anda temukan di majalah. Anda mungkin menemukan jalan kuno yang mengarah ke titik pemandangan paling menakjubkan. Anda belajar tentang adat istiadat baru, pemandangan baru, budaya baru, bahasa baru, dan Anda belajar menerima ketidaktahuan akan budaya yang berbeda.
- Itu mengajarkan kita tentang dunia.
Bepergian memaksa kita untuk belajar bagaimana bernavigasi, berkomunikasi dengan orang lain, dan belajar tentang budaya lain. Baik saat kita menanyakan arah ke negara asing atau mencoba menavigasi jalan bebas hambatan baru ke luar negara bagian, kita belajar lebih banyak tentang dunia dengan mempelajari cara bepergian. Untuk berkeliling dunia, kita harus berkomunikasi. Kita harus menanyakan arah, berbicara dengan agen tiket di loket maskapai penerbangan, berkompromi mengenai tarif taksi lokal dengan pengemudi, dan berbasa-basi dengan sesama penumpang
- DAPAT mempererat hubungan.
Berbagi pengalaman perjalanan dengan pasangan dapat membuat hubungan anda dengan mereka lebih kuat, menurut survei yang dilakukan oleh US Travel Association. Entah anda sedang menikmati hidangan romantis di pantai, ketinggalan penerbangan internasional, atau sedang berjalan-jalan di tempat dengan budaya yang benar-benar berbeda, bekerja sama mengatasi beban dan kecelakaan perjalanan yang menyenangkan dapat membantu memperkuat ikatan anda.
- Ini meningkatkan kebahagiaan kita.
Efek perjalanan tidak hanya dirasakan selama dan setelah perjalanan, namun antisipasi akan perjalanan yang akan datang dapat meningkatkan mood anda. Lagi pula, bukankah kita semua menantikan liburan berikutnya? Berdasarkan studi yang dilakukan oleh University of Surrey, orang-orang merasa paling bahagia ketika mereka merencanakan liburan, dan mereka juga merasa lebih positif terhadap kesehatan, situasi ekonomi, dan kualitas hidup mereka secara umum.
- Memberikan pereda stres.
Bepergian memungkinkan kita mengatur ulang pikiran kita dan melupakan tugas-tugas dan beban kerja kita di rumah dan sebagai gantinya; kita bisa fokus pada saat ini. Memiliki daftar aktivitas sehari-hari yang menyenangkan dalam agenda perjalanan kita dapat menawarkan hal baru dan perubahan dalam bentuk orang, pemandangan, dan pengalaman baru.
- Meningkatkan kreativitas.
Membenamkan diri di tempat baru dengan pemandangan dan suara asing dapat meningkatkan kreativitas kita. Kreativitas berhubungan langsung dengan neuroplastisitas (kemampuan otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri dengan membentuk koneksi saraf baru sepanjang hidup), yang berarti otak kita sensitif terhadap perubahan, dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman baru.