Joe Biden mengumumkan mundur dari pencalonan presiden AS 2024 pada Minggu (21/7/2024). Politisi Partai Demokrat itu mendukung Wakil Presiden AS, Kamala Harris, untuk menggantikannya dalam Pilpres AS 2024. Kamala merespons dukungan Biden melalui akun media sosial pribadinya, @KamalaHarris, dan menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai capres AS. Kamala bahkan bertekad mengalahkan pesaing sekaligus mantan Presiden AS, Donald Trump.
Meski menjadi kandidat terkuat pengganti Biden, Kamala punya banyak pekerjaan rumah jika ingin melawan Trump. Elektabilitas Kamala sejauh ini hampir mirip dengan Biden dan belum bisa mengungguli Trump. Sebelum menyatakan mundur, elektabilitas Biden berada di bawah Trump dalam banyak jajak pendapat, baik tingkat nasional maupun negara bagian.
Dalam tiga survei CBS News, Fox News, dan NPR pada 7-21 Juli 2024, Trump masih di urutan teratas dibanding Biden dan Kamala. Ketiga survei tersebut rata-rata memiliki margin of error sekitar 3 hingga 3,5 persen. Dalam survei CBS News, elektabilitas Kamala berada di angka 48 persen, sedikit di atas Biden yang meraup 47 persen, dan kalah dari Trump yang memperoleh 51 persen.
Jajak pendapat dari Fox News menunjukkan, Kamala mendapat elektabilitas 48 persen, Trump 49 persen, dan Biden 48 persen. Survei NPR sedikit berbeda, menempatkan Kamala unggul dengan perolehan 50 persen dibanding Trump yang mendapat 49 persen. Selain itu, jajak pendapat dari The New York Times di Pennsylvania dan Virginia menemukan, Kamala masih berada di bawah Trump di Pennsylvania.
Di Pennsylvania, Kamala mengantongi 47 persen suara, Biden 45 persen, dan Trump 48 persen suara. Sementara di Virginia, Kamala berada di posisi atas dengan 49 persen, Biden 48 persen, dan Trump 44 persen. Meski demikian, angka-angka tersebut masih dapat berubah karena survei dilakukan sebelum Biden memutuskan untuk keluar dari Pilpres AS.
Dengan situasi ini, Kamala Harris perlu kerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya. Dukungan Biden memberikan dorongan besar, namun tantangan utama tetap menghadapi Trump. Ajang Pilpres AS 2024 diprediksi akan sangat kompetitif, dan Kamala harus memanfaatkan segala peluang untuk memenangkan pertarungan politik ini.