Pixar sekali lagi memikat penonton dengan pelajaran kesehatan mental dari Inside Out 2, sebuah film yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan wawasan tentang kehidupan emosional kita. Saat Riley mengalami pubertas, emosi baru di Inside Out 2 bergabung dengan teman lama kita, Joy, Sadness, Anger, Disgust, dan Fear. Kecemasan, Iri hati, Rasa Malu, dan Ennui menciptakan kesulitan yang berbeda bagi Riley dan penontonnya.
Mengapa Emosi ‘Baru’ Muncul di Masa Remaja? Menurut penelitian, salah satu perubahan emosi yang paling sulit pada masa remaja adalah merasakan perasaan Anda dengan sangat intens. Selama masa pubertas, perubahan pada tubuh anda dapat menyebabkan mudah tersinggung, perubahan suasana hati, dan kesadaran diri. Mencari identitas dari teman sebaya, ketidakpastian tentang masa dewasa, tekanan teman sebaya, pemikiran yang bertentangan, perubahan suasana hati, kesadaran diri, dan perasaan seksual adalah pengalaman yang khas selama fase ini. 5 Pelajaran Kesehatan Mental Dari Inside Out 2: Membantu Anak-Anak Memahami Emosi yang Sulit:
- Hindari Toxic Positivity
Jangan Mencoba Memaksakan Kebahagiaan! Ketika ibu Riley memintanya untuk menjadi “gadis bahagia” selama masa-masa stres dan masa sulit ayahnya di tempat kerja, hal itu menimbulkan rasa frustrasi. Adegan ini benar-benar membuatku berpikir. Apakah tekanan untuk berbahagia ini benar-benar membantu kita mengatasi tantangan hidup? Saya kira tidak demikian. Dalam kasus Riley, hal itu tampaknya memperburuk keadaan. Dia merasa harus memendam emosi negatifnya, yang membuatnya terisolasi dan semakin marah. Itu bahkan berkontribusi pada keputusannya untuk melarikan diri.
2. Merasa Sedih Itu Wajar!
Kesedihan berperan penting dalam memproses kehilangan, kekecewaan, dan pengalaman sulit lainnya. Dengan mengajari kita cara merasakan dan mengatasi kesedihan, “Inside Out 2” mengajari kita cara hidup. Dengan membiarkan diri kita merasa sedih, kita bisa mulai pulih dan melangkah maju. Ini adalah salah satu pelajaran penting dari film Inside Out dan mengajarkan kita untuk menerima kerentanan kita dan memahami bahwa kesedihan adalah fase alami dan normal dalam hidup.
3. Merangkul Daripada Menekan Emosi yang Sulit
Film ini menekankan perlunya menerima perasaan sulit secara sadar, bukan menekannya. Rasa malu dan cemburu, misalnya, merupakan emosi yang biasanya sulit kita terima. Meskipun demikian, jika kita mengakui sentimen-sentimen ini dan menyelidiki asal-usulnya; kita mungkin memahami diri kita sendiri dengan lebih baik dan apa yang kita inginkan. Melakukan hal ini dengan penuh kesadaran juga mengurangi kerentanan kita terhadap emosi-emosi tersebut sehingga mendorong pengendalian yang baik atas perasaan kita pada tingkat yang sehat.
4. Setiap Emosi Punya Tujuan, Sekalipun Emosi Buruk
“Inside Out 2” mengajarkan kita bahwa setiap emosi yang kita anggap buruk, ada karena suatu alasan. Kemarahan membuat kita sadar akan ketidakadilan dan mendorong kita untuk mengambil tindakan. Demikian pula, rasa takut membuat kita tetap aman dengan menunjukkan kemungkinan ancaman. Meskipun umumnya dianggap negatif, rasa iri menyingkapkan keinginan dan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Mengetahui hal ini memudahkan orang untuk menghadapi situasi sulit yang mungkin mereka hadapi dalam hidup mereka.
5. Terkadang Tidak Menjadi Baik-baik Saja
Mungkin salah satu pelajaran paling menghibur dari Inside Out 2 adalah bahwa tidak selalu baik-baik saja. Mengalami berbagai emosi, termasuk kecemasan dan kesedihan, adalah hal yang normal dan sehat. Remaja harus mempelajari hal ini, karena mereka mungkin tertekan untuk terus-menerus tampil bahagia dan sukses. Menyadari bahwa tidak apa-apa mengalami hari-hari buruk sangatlah penting untuk kesehatan mental kita.
3 Tips Mengelola Emosi Baru Dari Inside Out 2:
- Bersikaplah Lembut Terhadap Diri Sendiri
Bersikaplah baik kepada diri sendiri pada saat-saat sulit seperti halnya anda terhadap teman. Ini mengurangi kritik diri dan meningkatkan kesehatan emosional anda.
2. Ekspresikan Perasaan Anda
Berbagi emosi dapat memberikan kelegaan dan pengertian baik itu dengan teman, anggota keluarga, atau terapis/konselor. Bagi orang tua – menciptakan ruang aman di mana anak-anak dapat mengungkapkan perasaannya akan mendukung perkembangan emosi yang sehat.
3. Bereksperimenlah Dengan Teknik Relaksasi
Lakukan mindfulness, latihan pernapasan dalam, atau yoga setiap hari untuk mengurangi stres dan mengendalikan kecemasan.