Fenomena “Revenge Bedtime Procrastination” atau kebiasaan menunda waktu tidur karena merasa lebih penting memprioritaskan kebebasan pada ketenangan waktu malam daripada memilih tidur, semakin banyak ditemui di kalangan milenial.
Fenomena ini ditandai dengan seseorang yang sengaja tidur larut malam meski mengetahui dampak negatifnya, demi mendapatkan waktu pribadi yang dirasa kurang di siang hari. Menurut Dr. Nina Wijaya, seorang psikolog klinis dari Universitas Indonesia, revenge bedtime procrastination adalah salah satu bentuk dari coping mechanism terhadap tekanan hidup modern.
“Banyak orang, terutama yang memiliki rutinitas kerja yang padat, merasa bahwa mereka kehilangan waktu untuk diri sendiri. Akibatnya, mereka memilih untuk mengorbankan waktu tidur demi melakukan aktivitas yang mereka nikmati, seperti menonton serial TV, bermain game, atau berselancar di media sosial,” jelas Dr. Nina.
Data dari survei nasional menunjukkan bahwa lebih dari 60% milenial di Indonesia mengakui pernah melakukan revenge bedtime procrastination. Alasan yang paling sering disebutkan adalah keinginan untuk memiliki “me time” dan melepaskan stres setelah seharian bekerja. Namun, kebiasaan ini bukan tanpa risiko. Kurang tidur berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penurunan daya tahan tubuh, gangguan mood, dan penurunan konsentrasi.
“Efek jangka panjang dari kebiasaan ini bisa sangat merugikan. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung,” tambah Dr. Nina.
Untuk mengatasi kebiasaan ini, Dr. Nina menyarankan beberapa langkah sederhana. Pertama, buatlah jadwal tidur yang teratur dan patuhi waktu tersebut. Kedua, kurangi penggunaan gadget sebelum tidur, karena cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Ketiga, cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau membaca buku sebelum tidur untuk membantu tubuh dan pikiran lebih rileks.
Selain itu, penting bagi individu untuk mencari cara lain dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
“Penting untuk mengidentifikasi sumber stres dan mencari cara untuk menguranginya. Ini bisa melalui aktivitas fisik, hobi, atau berbicara dengan teman dan keluarga,” tutup Dr. Nina.
Revenge bedtime procrastination adalah tanda bahwa banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas yang membuat mereka tidak punya waktu untuk diri sendiri. Dengan memahami dan mengelola kebiasaan ini, diharapkan generasi milenial dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan seimbang.