Pada bulan Muharram, terdapat amalan istimewa yang bisa umat Islam kerjakan, yakni puasa Asyura. Sebelum mengamalkan, seorang muslim sebaiknya memahami hukum dan keutamaannya. Lalu, puasa Asyura 2024 tanggal berapa?
Dikutip dari NU Online, terdapat dua pendapat tentang arti Asyura. Pendapat pertama menyebut Asyura diambil dari kata Arab “asyirah” yang berarti kesepuluh, dengan tujuan pengagungan. Sementara itu, pendapat kedua menyatakan Asyura adalah hari kesepuluh dari Muharram.
Sejarah puasa Asyura tidak lepas dari peristiwa Hijrah. Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa. Rasulullah SAW pun memerintahkan sahabat untuk berpuasa Asyura. Diambil dari buku “Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah” oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah, Ibnu Abbas berkata,
“Nabi tiba di Madinah dan beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Asyura. Nabi bertanya, ‘Puasa apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Hari ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya. Maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami pun ikut berpuasa.’ Nabi berkata, ‘Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.” (HR Bukhari 2004 dan Muslim 1130)
Jadwal Puasa Asyura 2024
Sesuai namanya, puasa Asyura dikerjakan tiap 10 Muharram. Tahun ini, menurut pemerintah dan Muhammadiyah, 1 Muharram 1446 H bertepatan dengan Minggu, 7 Juli 2024. Sementara itu, Nahdlatul Ulama menetapkan 1 Muharram 1446 H jatuh pada Senin, 8 Juli 2024.
Perbedaan penentuan 1 Muharram ini menyebabkan adanya dua tanggal pelaksanaan puasa Asyura. Berikut ini rinciannya:
- Selasa, 16 Juli 2024 (pemerintah dan Muhammadiyah)
- Rabu, 17 Juli 2024 (Nahdlatul Ulama)
Terkait tanggal mana yang mesti dipakai untuk puasa Asyura, dikembalikan pada keyakinan masing-masing individu. Adapun cara untuk menyiasati timbulnya rasa ragu adalah berpuasa selama tiga hari, yakni 9, 10, dan 11 Muharram.
Dalam buku “33 Faidah Seputar Asyura & Muharram” oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, beliau menulis,
“Tidak mengapa berhati-hati saat puasa Asyura karena khawatir hilal yang belum sempurna (kurang), atau ada keraguan tentang masuknya bulan Muharram, atau khawatir keliru -sehingga hari kesembilan itu sendiri adalah hari kesepuluh-, sebagai bentuk kehati-hatian untuk berpuasa sehari sebelumnya dan sehari setelahnya (yaitu puasa tiga hari di antara tanggal yang diduga tanggal 10).”