Hidup sebagai Orang Dewasa AuDHD atau Autistik dan ADHD

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
pic by: canva.com

Artikel ini menceritakan pengalaman seorang wanita bernama Jennifer Nelson dengan autisme dan ADHD. Dia menekankan bahwa setiap individu autis berbeda dan tidak ada satu cara untuk mewakili seluruh komunitas. Menurutnya ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan.

  • Kesulitan memahami emosi orang lain: Jennifer kesulitan memahami emosi orang lain hanya dari ekspresi wajah atau bahasa tubuh.
  • Kecemasan sosial: Dia didiagnosis dengan kecemasan sosial dan merasa semakin cemas seiring bertambahnya usia karena menyadari kekurangan keterampilan sosialnya.
  • Kesulitan menjalin pertemanan: Interaksi sosial dan menjalin pertemanan terasa sulit baginya.
  • Kesalahpahaman: Terkadang dia dianggap blak-blakan, kasar, atau tidak tertarik pada orang lain, padahal dia hanya kesulitan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang neurotipikal.
  • Minat yang mendalam: Jennifer memiliki minat yang sangat besar terhadap beberapa hal, seperti belajar bahasa.
  • Kecenderungan untuk merencanakan: Dia suka merencanakan segala sesuatunya dengan matang sebelum melakukannya.
  • Spontanitas: Di sisi lain, dia juga memiliki sisi ADHD yang membuatnya spontan.

Kisah Jennifer memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana autisme dan ADHD dapat memengaruhi kehidupan seseorang. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik dan membutuhkan dukungan yang berbeda.