Anarki adalah suatu keadaan tanpa pemerintahan atau otoritas yang mengatur. Dalam kondisi anarki, tidak ada struktur pemerintahan yang memegang kekuasaan dan mengatur hukum. Istilah ini sering kali digunakan untuk menggambarkan situasi kacau atau tidak teratur karena tidak adanya aturan yang diterima secara umum atau penegakan hukum.
Dalam konteks politik dan sosial, anarki juga dapat merujuk pada ideologi atau filosofi yang mendukung penghapusan negara dan hierarki otoritas, dengan keyakinan bahwa masyarakat dapat mengatur diri sendiri secara sukarela dan kolaboratif tanpa perlu pemerintah yang terpusat. Penganut anarkisme percaya bahwa individu dan komunitas dapat berfungsi lebih baik dalam lingkungan yang bebas dari kontrol otoritarian.
Sejarah anarki dan anarkisme dapat ditelusuri dari berbagai periode sejarah, dengan ide-ide tentang kebebasan individu dan penghapusan otoritas muncul dalam berbagai bentuk di banyak budaya. Berikut adalah beberapa tahapan penting dalam perkembangan anarki dan anarkisme.
Zaman Kuno dan Abad Pertengahan
• Pemikiran Awal: Konsep anarki sebagai ketiadaan pemerintahan dapat ditemukan dalam berbagai filsafat kuno, seperti dalam tulisan-tulisan Laozi dalam Taoisme dan Zhuangzi di Tiongkok, serta beberapa ajaran dari Yunani Kuno, seperti karya-karya dari filsuf Diogenes dari Sinope.
• Gerakan Sosial: Beberapa gerakan agama dan sosial di Abad Pertengahan, seperti gerakan kaum Adamites dan beberapa sekte dalam Kekristenan awal, mengajarkan kehidupan tanpa hierarki otoritas.
Abad ke-18 dan ke-19
• Revolusi Prancis: Meskipun Revolusi Prancis tidak murni anarkis, ide-ide tentang kebebasan individu dan penghapusan otoritas otokratis muncul dan berkembang. Beberapa tokoh revolusi, seperti William Godwin, menulis tentang masyarakat tanpa pemerintahan.
• Pencetus Anarkisme Modern: Pierre-Joseph Proudhon, seorang filsuf Prancis, sering dianggap sebagai bapak anarkisme modern. Pada tahun 1840, ia menerbitkan “Qu’est-ce que la propriété?” (“Apa itu properti?”), di mana ia menyatakan bahwa “properti adalah pencurian” dan mengusulkan masyarakat tanpa pemerintah.
• Mikhail Bakunin dan Anarkisme Kolektivis: Bakunin, seorang revolusioner Rusia, mengembangkan konsep anarkisme kolektivis, yang menekankan pentingnya kolektivitas dalam kepemilikan alat produksi dan penolakan terhadap otoritas negara.
• Peter Kropotkin dan Anarkisme Komunis: Kropotkin, seorang ilmuwan dan filsuf Rusia, memperkenalkan anarkisme komunis, yang menekankan distribusi kekayaan dan sumber daya secara komunal tanpa hierarki otoritas.
Abad ke-20
• Gerakan Buruh dan Revolusi: Anarkisme memainkan peran penting dalam beberapa gerakan buruh dan revolusi di awal abad ke-20, termasuk Revolusi Rusia 1917, meskipun kemudian ditekan oleh kaum Bolshevik.
• Perang Saudara Spanyol (1936-1939): Anarkis Spanyol, terutama di wilayah Catalonia dan Andalusia, mendirikan kolektif-kolektif pekerja dan masyarakat tanpa pemerintahan dalam periode ini, meskipun akhirnya dikalahkan oleh pasukan Franco.
Akhir Abad ke-20 dan Awal Abad ke-21
• Gerakan Kontemporer: Anarkisme terus berkembang dalam berbagai bentuk, termasuk anarkisme hijau, anarkisme feminis, dan anarkisme pasca-kiri. Gerakan-gerakan seperti Occupy Wall Street dan protes antiglobalisasi sering mengadopsi prinsip-prinsip anarkis dalam organisasi dan taktik mereka.
Sejarah anarki dan anarkisme adalah cerita tentang perjuangan panjang untuk kebebasan dan penghapusan otoritas yang dianggap menindas. Meskipun ide-ide anarkis sering dihadapkan pada tantangan besar dan penindasan, mereka terus mempengaruhi gerakan sosial dan politik di seluruh dunia.