Indonesia Teratas dalam Kasus Hepatitis B, Varian yang Menular dan Tidak

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
The Photo Of Liver On Woman's Body Against Gray Background, Hepatitis, Concept with Healthcare And Medicine

Hepatitis merupakan kondisi inflamasi pada hati yang dapat berkembang menjadi masalah serius seperti fibrosis, sirosis, atau bahkan kanker hati. Data dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara untuk kasus hepatitis B, dengan hepatitis C sebagai jenis lain yang juga banyak menghantui. Lebih dari 28 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap hepatitis, dimana separuhnya berisiko mengalami hepatitis kronis.

Penyakit hepatitis tidak boleh dianggap enteng, terutama karena kebanyakan orang tidak mengetahui penyebab infeksi yang mereka alami. Stigma yang melekat bahwa hepatitis adalah penyakit menular seringkali menyebabkan penderita dijauhi, padahal tidak semua jenis hepatitis bersifat menular. Selain dari virus, hepatitis dapat disebabkan oleh paparan zat toksik atau kondisi autoimun.

Dr. Irsan Hasan, seorang ahli gastroenterologi hepatologi, menjelaskan, “Meskipun ada jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus dan dapat menular seperti hepatitis A, B, C, D, dan E, tidak semua jenis ini bersifat menular. Terdapat juga hepatitis yang disebabkan oleh faktor lain yang tidak menular.”

Hepatitis A merupakan jenis yang paling umum di Indonesia, namun memiliki tingkat kesembuhan yang relatif lebih cepat dibandingkan jenis lainnya. “Hepatitis A, meskipun sering terjadi di Indonesia, memiliki durasi penyakit yang singkat. Biasanya, penderita dapat sembuh dalam rentang waktu 2-4 minggu,” ujar Dr. Irsan. Penularannya biasanya melalui konsumsi makanan yang kurang matang atau terkontaminasi, mirip dengan penyebab muntaber yang disebabkan oleh makanan yang tercemar.

Penting untuk dicatat bahwa setiap jenis hepatitis tidak saling terkait dalam perjalanan penyakitnya. Seseorang yang menderita hepatitis A tidak akan berubah menjadi hepatitis B atau jenis lainnya kecuali terpapar virus baru. “Hepatitis A tidak akan berubah menjadi hepatitis B. Seseorang yang sembuh dari hepatitis A tidak akan langsung terkena hepatitis B kecuali tertular virus hepatitis B secara terpisah,” tambah Dr. Irsan. “Seringkali masyarakat menganggap hepatitis sebagai satu penyakit yang dapat ‘berubah-ubah’ dari A ke B, padahal ini adalah kesalahpahaman yang perlu dibenahi,” imbuhnya.

Pengetahuan yang lebih baik tentang hepatitis dapat mengurangi stigma dan meningkatkan dukungan sosial bagi penderita. Dengan perawatan yang tepat dan pemantauan yang teratur, banyak kasus hepatitis dapat diatasi atau dikendalikan, membantu meningkatkan kualitas hidup penderita dan masyarakat secara keseluruhan.