Apakah Anda lebih pintar dari rata-rata? Bisakah Anda menjadi orang yang sangat cerdas tetapi Anda belum mengetahuinya? Menjadi cerdas berarti Anda tidak hanya berpengetahuan luas, inventif, cerdas, cerdas, dan cerdas. Orang cerdas memiliki berbagai macam ciri unik yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali. Kecerdasan didefinisikan sebagai kapasitas untuk belajar, memahami, dan membuat penilaian yang masuk akal atau mempertahankan pendapat yang masuk akal. Ada berbagai jenis kecerdasan seperti emosional, interpersonal, logis, dan bahkan musikal. Menurut penelitian ilmiah, orang yang sama bisa saja memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda tergantung pada bidangnya. Atau dengan kata lain, seseorang mungkin benar-benar jenius dalam matematika namun sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain misalnya.
Di sinilah muncul pertanyaan tentang bagaimana kecerdasan dikembangkan dan faktor-faktor apa yang membuat seseorang cerdas dalam satu bidang dan tidak begitu cerdas dalam bidang lain. Menurut pendapat psikolog dan pelatih eksekutif Dr. Perpetua Neo:
“Ciri-ciri tertentu yang terkait dengan kecerdasan dipilih melalui evolusi karena hal ini memungkinkan suatu spesies untuk bertahan hidup selama masa transisi/bencana, menciptakan [peradaban] yang lebih sejahtera, atau menaklukkan habitat baru,”
Tapi apakah ini semua soal gen dan evolusi? Apakah keluarga, pendidikan, lingkungan sosial, dan perilaku orang tua juga berperan dalam mengembangkan kecerdasan anak? Faktanya, para ilmuwan masih belum menemukan daftar lengkap semua faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang. Tapi yang kita tahu pasti adalah bahwa ada banyak karakteristik yang dimiliki oleh orang-orang yang mendapat nilai tinggi dalam tes IQ dan sangat cerdas.
Berikut 6 di antaranya yang kami uraikan berdasarkan penelitian ilmiah:
1. Rasa ingin tahu.
Menurut penelitian tahun 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Individual Differences, terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan selama masa kanak-kanak dan keinginan untuk memperoleh pengalaman di masa dewasa. Selama 50 tahun, para peneliti yang melakukan penelitian tersebut mengamati orang-orang yang lahir di Inggris. Mereka menyimpulkan bahwa anak-anak pada usia sebelas tahun dengan hasil IQ lebih tinggi lebih tertarik untuk mendapatkan pengalaman baru pada usia 50 tahun dibandingkan anak-anak lainnya.
2. Kreativitas.
“Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.” Einstein
Orang yang sangat cerdas juga sangat kreatif. Misalnya, imajinasi kreatif Einstein memungkinkan berkembangnya Teori Relativitas. Semuanya dimulai dengan dia memikirkan bagaimana rasanya mengendarai pancaran cahaya. Jadi ternyata kreativitas juga merupakan salah satu bentuk kecerdasan. “Bersikap terbuka dan kreatif berarti kita dapat dengan mudah mengumpulkan wawasan baru yang secara kualitatif berbeda dari keseluruhannya,”
3. Mengambil Resiko.
Ternyata mengambil risiko mungkin merupakan tanda kecerdasan yang lebih tinggi. Menurut penelitian di Finlandia, mulai tahun 2015 orang yang berani mengambil risiko lebih pintar. Para ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut sampai pada kesimpulan bahwa mereka yang mengambil keputusan berisiko selama percobaan memiliki lebih banyak materi otak putih – bagian otak yang berhubungan dengan kapasitas kognitif.
4. Mereka Tidak Takut Mengakui Mereka Tidak Mengetahui Sesuatu.
“Saya tahu bahwa saya cerdas karena saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa.” – Socrates
Orang cerdas tidak takut untuk mengatakan bahwa mereka tidak mengenal sesuatu. Menurut informasi yang diberikan oleh Business Insider, penelitian yang dilakukan oleh Justin Kruger dan David Dunning membuktikan bahwa orang yang tidak begitu cerdas, cenderung melebih-lebihkan kemampuannya.
5. Menjadi Anak Sulung.
Fakta bahwa seseorang adalah saudara tertua mungkin menjadi penyebab tingginya tingkat kecerdasan orang tersebut. Hal ini mungkin terkait dengan perilaku orang tua yang biasanya lebih tegas terhadap anak sulungnya. Menurut artikel yang dimuat di The Independent, beberapa ekonom dari Universitas Edinburgh juga mendukung teori bahwa anak sulung lebih pintar karena perilaku orang tuanya. Para ekonom bersama tim dari Universitas Sydney menganalisis informasi terkait 5.000 anak.
Mereka menguji kemampuan kosakata membaca dan menggambarkan mereka setiap dua tahun sekali. Hasilnya menunjukkan bahwa anak sulung menerima lebih banyak dukungan dari orang tuanya dalam mengerjakan tugas, dan akibatnya memperoleh hasil tes yang lebih baik.