Atalarik Syach Ungkap Anak-anaknya Tak Ingin Tinggal Bersama Tsania Marwa

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Foto: Munady Widjaja

Pertikaian antara Atalarik Syach dan Tsania Marwa mengenai hak asuh anak-anak mereka belum menemukan solusi yang memuaskan. Meskipun pengadilan telah memberikan hak asuh kepada Tsania Marwa, anak-anak mereka tetap memilih untuk tinggal bersama ayahnya, Atalarik Syach. Baru-baru ini, Atalarik menjadi bintang tamu di kanal YouTube Denny Sumargo, di mana ia mengungkapkan perasaannya dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mencoba mencapai kesepakatan yang adil.

Dalam wawancara tersebut, Atalarik menjelaskan bahwa ia telah menawarkan pembagian waktu hak asuh yang dirasakannya adil, di mana Tsania bisa menghabiskan waktu bersama anak-anak pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Namun, tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Tsania yang menginginkan hak asuh penuh. “Saya sudah mengajukan ide untuk berbagi waktu. Jumat, Sabtu, Minggu, silakan bawa anak-anak, beri kesempatan. Tapi, dia menolak dan ingin hak asuh penuh,” tutur Atalarik.

Meskipun pengadilan memberikan hak asuh kepada Tsania, Atalarik mengungkapkan bahwa anak-anaknya tidak ingin tinggal bersama ibunya. Ia menekankan bahwa keputusan pengadilan seharusnya mempertimbangkan keinginan anak-anak. “Secara hukum saya harus memberikan hak asuh, tetapi hukum juga harus mempertimbangkan kenyataan bahwa anak-anak tidak mau. Mereka lebih memilih tinggal dengan saya,” jelas Atalarik.

Atalarik juga menepis tuduhan bahwa ia telah mempengaruhi pikiran anak-anaknya. Ia bahkan sudah ikhlas ketika Tsania datang untuk membawa anak-anak mereka, tetapi anak-anak menolak pergi. “Saya ikhlas ketika anak-anak mau dibawa oleh Marwa. Namun, mereka malah mengunci diri di kamar selama berjam-jam, menolak makan dan minum,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sang manajer yang juga hadir dalam wawancara tersebut menambahkan bahwa anak-anak merasa takut akan ‘diculik’ oleh ibunya. “Anak-anak bilang, ‘Enggak mau diculik Umi,'” ujar manajer Atalarik.

Di tengah situasi yang penuh emosi ini, Atalarik berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Konflik hak asuh ini menunjukkan betapa rumitnya permasalahan keluarga dan pentingnya mempertimbangkan keinginan anak-anak dalam setiap keputusan. Melalui wawancara ini, Atalarik berharap bisa membuka mata banyak pihak tentang realita yang dihadapinya dan anak-anaknya.