Komika dan produser film ternama, Ernest Prakasa, memberikan usulan menarik kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, terkait perubahan slogan pajak. Usulan ini disampaikan melalui cuitan di akun media sosialnya pada Selasa, 21 Mei 2024. Ernest mengusulkan agar slogan “Lunasi pajaknya, awasi penggunaannya” diganti menjadi “Lunasi pajaknya, lalu pasrahkan pada yang kuasa.”
Menurut Ernest, slogan baru ini lebih mencerminkan perasaannya terhadap penyaluran pajak, sehingga membuatnya lebih legowo sebagai warga negara Indonesia. Ia menambahkan, “Karena itulah yang sungguh-sungguh saya praktekkan biar tetap waras sebagai WNI.”
Ernest menyampaikan usulan ini dengan latar belakang kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Baru-baru ini, SYL menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) terkait dakwaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi dengan total mencapai Rp44,5 miliar. Kasus tersebut terjadi di Kementerian Pertanian pada periode 2020 hingga 2023, di mana SYL diduga melakukan tindakan korupsi bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian periode 2021-2023, Kasdi Subagyono.
Selama sidang, terungkap berbagai fakta mengejutkan, termasuk pembelian durian musang king seharga Rp46 juta dan pengangkatan seorang pedangdut bernama Nayunda Nabila menjadi tenaga honorer di Kementan karena ia merupakan asisten anak SYL. “Semua hal konyol yang dilakukan SYL dan keluarganya memang mengerikan,” kata Ernest. Lebih lanjut, Ernest menambahkan, “Tapi yang lebih mengerikan adalah ketika sadar, ini kan baru yang ketahuan. Apa kabar pejabat brengsek yang lain di luar sana? Pengeluaran apa lagi nih yang kita tanggung bersama?”
Dengan usulan slogan baru ini, Ernest Prakasa berusaha menyoroti kekecewaannya terhadap penyalahgunaan dana pajak oleh pejabat-pejabat yang tidak bertanggung jawab. Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan sadar akan penggunaan pajak yang mereka bayarkan. “Ini adalah bentuk keprihatinan dan ajakan kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan penggunaan pajak,” tutupnya.
Usulan ini tentu menjadi perhatian publik, mengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak negara. Bagaimana tanggapan dari pihak Kementerian Keuangan dan apakah usulan ini akan ditindaklanjuti, masih menjadi tanda tanya yang menarik untuk diikuti.
Usulan Ernest tidak hanya mencerminkan frustrasinya terhadap kasus korupsi yang sedang terjadi, tetapi juga menyuarakan kegelisahan banyak warga negara yang merasa bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak dikelola dengan baik. Melalui cuitannya, Ernest ingin mengingatkan kita semua bahwa pengawasan terhadap penggunaan dana publik adalah tanggung jawab bersama. Meskipun tampaknya sinis, usulan perubahan slogan ini dapat memicu diskusi yang lebih luas tentang transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pajak.
Sebagai tokoh publik, suara Ernest Prakasa dapat memiliki pengaruh besar dalam mendorong perubahan. Dengan menyuarakan pendapatnya secara terbuka, ia tidak hanya mengkritik tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan terlibat dalam mengawasi penggunaan dana publik. Ini adalah langkah penting menuju pemerintahan yang lebih transparan dan bertanggung jawab.