Celebrithink.com – Cancel culture adalah tindakan memboikot atau tidak lagi memberikan dukungan kepada orang yang dianggap melakukan hal buruk, baik secara perilaku maupun ucapan. Fenomena ini sudah banyak terjadi di Indonesia, terutama sejak munculnya media sosial.
Umumnya korban dari fenomena ini adalah public figure, seperti selebritas dan politisi. Contohnya Johnny Depp, yang pernah terkena dampak cancel culture setelah diduga melakukan kekerasan pada Amber Heard walaupun fakta yang terjadi merupakan sebaliknya.
Meski dapat memberikan efek jera, ternyata cancel culture juga memiliki dampak negatif bagi banyak pihak. Melansir laman hellosehat, berikut dampak cancel culture bagi kesehatan mental.
Peningkatan risiko depresi
Tujuan cancel culture yang utama adalah memberikan efek jera pada seseorang atas perbuatannya. Meski terkesan baik, namun fenomena ini bisa berujung pada aksi bullying secara massal. Tindakan bullying dapat membuat orang yang terdampak cancel culture merasa sendiri dan terisolasi.
Mengembalikan trauma korban dari orang yang terkena cancel culture
Tidak sedikit orang yang memilih mengubur dalam-dalam luka lamanya karena ingin menghilangkan rasa trauma. Namun ada juga yang tak masalah membuka ‘lukanya’ untuk memperjuangkan kebenaran. Ketika fenomena ini terjadi secara luas, trauma korban dari orang yang terkena cancel culture dapat kembali lagi. Apalagi jika orang tersebut dipaksa untuk membuka kembali traumanya di depan publik.
Hilangnya kebebasan berpendapat
Risiko bullying dan efeknya terhadap kesehatan mental dapat membuat orang-orang ketakutan menyampaikan pendapat berbeda. Ketika memiliki pendapat yang berseberangan, mereka khawatir akan menjadi korban cancel culture. Akibatnya, banyak orang yang kemudian memilih diam. Hal tersebut tentunya membuat komunikasi hanya berjalan satu arah tanpa adanya perspektif yang berbeda.