Ini Mitos Seputar Keperjakaan yang Beredar di Masyarakat

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Mitos Keperjakaan
Foto: Istimewa

Celebrithink.com – Jika keperawanan wanita kerap menjadi pertimbangan, bagaimana dengan lelaki? Apakah ada cara untuk mengetahui mana laki-laki yang masih perjaka dan tidak perjaka hanya dari ciri-ciri fisiknya? Sementara keperjakaan bukanlah sebuah kondisi medis, melainkan konsep sosial budaya.

Pada dasarnya, tidak ada tes untuk mengetahui seorang laki-laki perjaka atau tidak. Sebab, tidak ada ciri-ciri fisik yang bisa menandakan apakah seorang laki-laki perjaka dan belum pernah berhubungan seks. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan bertanya langsung kepada orang yang bersangkutan.

Kendati demikian, tak dipungkiri bermunculan mitos seputar tes keperjakaan laki-laki. Mungkin anda pernah mendengar metode mengetuk lutut. Namun pada kenyataannya dari kacamata medis, lutut kopong tidak terjadi akibat masturbasi atau hubungan seks. Kondisi itu justru bisa dipicu akibat gangguan kesehatan seperti pengpuran sendi, kekurangan kalsium dan osteoporosis. Melansir laman helloSEHAT, berikut ini mitos yang beredar seputar keperjaan lelaki.

Bisa melepas bra wanita berarti tidak perjaka

Banyak orang percaya bahwa keperjakaan laki-laki bisa terlihat dari kemampuannya melepas bra wanita ketika bercinta. Nah, ini hanyalah sebatas mitos yang tidak bisa menjadi bukti keperjakaan. Kenyataannya, tak sedikit laki-laki yang sudah berhubungan seks tapi masih belum mahir membuka bra. Hal ini bisa terjadi karena terlalu semangat atau karena bra pasangannya memang sulit untuk dilepas.

Pria perjaka pasti gugup dan tidak ahli

Keahlian laki-laki saat berhubungan seks juga tidak bisa menjadi patokan keperjakaan. Bisa jadi laki-laki yang belum pernah bercinta merasa sangat yakin dan percaya diri saat malam pertamanya bersama istri, sehingga ia pun tidak terlihat gugup.

Sementara pria yang sudah berkali-kali berhubungan seks belum tentu memahami seluk-beluk tubuh wanita, sehingga pria ini tampak tidak ahli. Walhasil, pasangan wanita mungkin tidak terpuaskan dalam bercinta dan menganggapnya masih perjaka.

Ejakulasi dini menandakan keperjakaan

Ejakulasi dini atau kecenderungan untuk orgasme terlalu cepat dari keinginan bisa terjadi akibat kondisi psikologis, seperti rasa senang, tidak sabar, gugup, atau cemas. Namun, kondisi tersebut bisa dialami siapa saja, bukan hanya laki-laki perjaka.

Setiap orang memiliki reaksi fisik dan psikologis yang berbeda saat melakukan hubungan seks, baik itu untuk pertama kali atau untuk yang kesekian kalinya. Sebab, banyak juga pria yang sudah menikah dan masih mengalami ejakulasi dini sehingga membutuhkan konsultasi dokter.

Pada kasus tertentu, ejakulasi dini terjadi akibat gangguan kesehatan atau penyakit tertentu. Penyakit yang mungkin mengakibatkan kondisi ini, antara lain gangguan hormon, gangguan prostat, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan diabetes.

Populer video

Berita lainnya