Celebrithink.com – Di zaman teknologi saat ini, segala informasi seolah ada di genggaman anda. Cukup dengan berselancar menggunakan gadget, anda sudah bisa mendapatkan informasi tentang hal yang ingin diketahui. Tak terkecuali mencari tahu tentang kondisi tubuh yang sedang anda rasakan.
Bahayanya justru di saat anda merasa yakin sedang menderita suatu penyakit, tanpa pernah memeriksakannya ke dokter. Jika demikian, berarti anda telah melakukan self-diagnose. Istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri.
Ternyata, self-diagnose juga banyak dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental. Walaupun sebenarnya mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah, tapi jangan melupakan cross-check dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk mengetahui masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Apalagi, self-diagnose terkait kesehatan mental memiliki beberapa bahaya yang mungkin tidak disadari. Dilansir dari siaran pers Riliv, berikut ini ulasannya.
Self-diagnose hanya membuat kamu panik
Tahukah anda, kalau manusia memiliki naluri untuk cenderung memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa menimpanya? Itulah mengapa lebih mudah untuk mengasumsikan hal-hal buruk ketika melakukan self-diagnose. Pada akhirnya, self-diagnose hanya akan membuat anda mengalami kepanikan yang tidak seharusnya terjadi.
Self-diagnose membuat penyakit atau gangguan sebenarnya terabaikan
Bisa saja anda yakin sedang mengalami anxiety disorder, tetapi sebenarnya kamu mengalami depresi mayor. Bisa jadi pula kebalikannya atau bahkan bukan keduanya.
Saat melakukan self-diagnose, anda jadi tidak tahu sebenarnya penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang dialami. Anda hanya menduga-duga hal yang belum tentu kebenarannya. Hal ini merupakan masalah, karena anda jadi tidak bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Self-diagnose bisa memperparah kondisi kesehatan mentalmu
Salah satu resiko dari melakukan self-diagnose adalah dapat memperparah kondisi kesehatan mental anda. Ini bisa terjadi karena anda terlalu panik dan stres, tidak mengobati masalah kesehatan mental yang sedang kamu alami, atau bahkan mendapatkan pengobatan yang salah.
Setiap masalah kesehatan mental memiliki penanganan tersendiri. Ada yang bisa diatasi dengan terapi, ada pula yang membutuhkan obat-obatan tertentu. Kelemahan dari self-diagnose adalah anda tidak benar-benar tahu penanganan yang tepat untuk masalah kesehatan mental. Bisa jadi anda salah langkah dengan menggunakan produk yang memiliki efek samping negatif.
Self-diagnose bisa membuatmu menyangkal masalah kesehatan yang sedang dialami
Biasanya, seseorang akan menyimpulkan hal terburuk saat melakukan self-diagnose. Tetapi, ternyata hal kebalikannya juga berlaku. Tak jarang ada orang yang memilih untuk menyangkal gangguan kesehatan mental yang sedang dialami.
Mereka umumnya merasa masalah kesehatan mental yang dialami tidak terlalu parah. Padahal, denial tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, bisa jadi masalah kesehatan mental yang dimiliki membutuhkan penanganan segera agar tidak semakin parah.
Sering self-diagnose membuatmu enggan berkonsultasi dengan ahlinya
Setelah googling masalah kesehatan mental, anda jadi merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke psikolog. Sebab, anda berpikir sudah mengetahui gejala yang dialami tanpa bantuan ahli.
Jika terlalu sering dilakukan, self-diagnose bisa memunculkan trust issue kepada psikolog dan psikiater. Hal ini dapat terjadi karena anda sudah terlalu percaya diagnosis yang didapat dari internet. Anda jadi cenderung mempercayai internet, bukan para ahli.