Mengenal Tren Hustle Culture Pada Dunia Kerja dan Cara Mengubahnya

Hustle Culture
Foto: Istimewa

Celebrithink.com – Tren hustle culture hampir sering dialami sebagian besar pegawai kantoran, terutama kalangan generasi millennial yang fresh graduate. Tuntutan kebutuhan hidup yang banyak mengharuskan mereka bekerja lebih keras supaya mendapatkan penghasilan besar meskipun mengesampingkan kesehatan diri sendiri.

Fenomena hustle culture sendiri terjadi lantaran adanya motivasi seseorang untuk bekerja melebihi batas waktu demi meraih kesuksesan. Bekerja keras lebih banyak daripada waktu normal, seolah menjadi prinsip yang ditekankan seseorang ‘pengidap’ hustle culture.

Sebenarnya, kesuksesan bisa tercapai melalui berbagai macam hal, tidak melulu hanya bekerja tanpa memperhatikan kondisi tubuh. Gaya hidup hustle culture justru bis merusak work life balance yang berdampak buruk bagi kesehatan mental dan emosional. Dampak buruknya mulai dari burnout (stress berat), kelelahan, dan lebih berbahaya lagi bisa menyebabkan kematian. Dilansir dari siaran pers Riliv, berikut tips mengubah pemikiran untuk mengurangi hustle culture.

Bekerja untuk Hidup, bukan hidup untuk bekerja

Terkadang sebagian orang mendedikasikan hidup untuk bekerja secara totalitas. Kalau berlangsung diluar batas, waktu akan terbuang secara cuma-cuma tanpa sempat memenuhi aktivitas lainnya. Selesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, tidak perlu berlebihan, lalu gunakan waktu luang selepas bekerja untuk beristirahat. Karena tubuh memiliki batas ketika sudah terasa lelah.

Berhenti membandingkan diri dengan pencapaian orang lain

Apapun pencapaian selama bekerja, sewajarnya patut untuk disyukuri. Membandingkan terhadap orang lain hanya menambah rasa iri yang berujung ambisi tanpa memikirkan risiko. Coba lihat lagi ke belakang, masih banyak orang yang belum tentu bisa mendapatkan pencapaian atas hasil pekerjaan. Mensyukuri pencapaian saat ini membuat kamu lebih bahagia dalam hidup.

Hargai dan gunakan waktu luang untuk bersantai

Waktu menjadi sangat penting terutama ketika sedang libur dari rutinitas pekerjaan. Gunakan untuk aktivitas pribadi yang bermanfaat, seperti melakukan olahraga, membaca buku, membersihkan rumah, dan sebagainya. Kehidupan pribadi harus mendapat perhatian agar tidak terbengkalai, dengan begitu kamu akan tambah menghargai diri sendiri.

Sukses bukan sekadar bekerja

Belum ada jaminan kalau bekerja keras melebihi waktu normal bisa menjadikan seseorang sukses berkarir. Nyatanya, definisi sukses berbeda-beda berdasarkan tujuan hidup. Carilah kesuksesan di luar pekerjaan, berbagai pengalaman yang unik telah menanti sebagai pelajar hidup.

Kesehatan lebih penting daripada gila kerja

Masing-masing pekerjaan menyimpan target yang wajib tercapai. Tidak usah menyusahkan diri sendiri demi melampaui takaran beban kerja. Kesehatan tubuh, mental, dan emosional perlu dijaga agar menjalani rutinitas tetap maksimal. Peduli pada diri sendiri layak diperhatikan untuk meningkatkan kualitas hidup. Seumpama kesehatan mulai terancam, maka bisa berdampak pada penurunan produktivitas dan kinerja.

Populer video

Berita lainnya