Beberapa waktu lalu Nikita Mirzani menjalani liburan bersama teman-temannta ke Turki. Setelah pulang dan sampai di Indonesia, ibu tiga anak itu harus melewati beberapa pemeriksaan kesehatan.
Yang pertama dilakukan Nikita adalah pemeriksaan kesehatan, selanjutnya terkait berkas vaksin dan dokumen terkait, serta terakhir adalah imigrasi.
“Saat diperiksa imigrasi itu paspor gue ditahan,” ucap Nikita Mirzani di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (27/7) sore.
Tatkala ingin mengambil koper, Nikita Mirzani dihampiri petugas Satgas Covid-19 yang menanyakan hotel untuk karantina. Dia bersama 5 temannta ditawari hotel untuk menjalani karantina.
Mereka akhirnya memutuskan memilih hotel dengan harga murah. Namun hotel yang dipilih diberitahu kalau sudah penuh semua oleh petugas.
Setelah itu petugas menawari mereka hotel bintang lima sebagai tempat karantina. Karena sudah lelah sepulang dari liburan, Nikita Mirzani akhirnya memilih hotel di kawasan SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sebagai tempat karantina.
“Tarifnya jadi Rp 17,8 juta kali tiga kamar per hari selama delapan hari,” kata Nikita Mirzani.
Ketika sampai di hotel, mantan istri Sajad Ukra itu mendapat perlakuan tidak menyenangkan. Hal tersebut lantaran harganya tiba-tiba melesat menjadi Rp 22 juta per malam.
“Gue lagi nggak mau ribet dan akhirnya bayar sampai diantar ke ruangan untuk tes PCR sama lima teman. Hasil tes PCR juga negatif Covid-19,” jelas Nikita Mirzani.
Selama delapan hari menjalani karantina dengan negatif Covid-19, Nikita Mirzani justru merasa tidak dimanusiakan petugas hotel.