Celebrithink.com – Saat mendapati pasangan sedang marah, mungkin anda akan berusaha untuk mered emosinya. Misal dengan membujuk atau bertanya langsung tentang apa yang pasangan sedang rasakan.
Namun lain ceritanya jika anda dan pasangan terpisah oleh jarak, alias menjalani LDR (Long Distance Realtionship). Tentu usaha untuk mencairkan emosinya tak berbeda ketimbang anda dan pasangan tidak terlibat hubungan jarak jauh. Agar emosi pasangan tak berlarut-larut, ada baiknya anda mencari tahu penyebab si dia marah.
Marah merupakan naluri alami yang bisa dialami siapa saja, termasuk pasangan anda. Supaya hubungan anda dan pasangan yang sedang LDR kembali hangat, ikuti cara berikut ini yang dilansir dari laman helloSEHAT.
Pahami alasan dia marah
Tidak akan ada asap tanpa api. Pun dengan kemarahan pasangan yang pasti muncul karena sebuah alasan. Mungkin tanpa sadar anda telah melakukan sesuatu yang membuatnya kesal.
Misalnya, anda sudah berjanji akan meneleponnya setelah menjalankan aktivitas. Namun karena, saking lelahnya, anda justru tertidur dan tidak sempat menelepon pasangan.
Jika mengetahui apa yang menjadi alasan di balik marahnya apsangan, anda dapat dengan mudah meminta maaf pada pasangan LDR anda. Celakanya jika bila anda tidak menyadari apa yang membuat pasangan marah. Tetapi boleh saja anda bertanya dengan pendekatan yang lembut.
Bicarakan baik-baik
Mendiamkan pasangan yang marah saat kondisi LDR, tidak akan menyelesaikan masalah. Justru hal itu berpontensi membuat hubungan anda dan pasangan menjauh dan bukan tidak mungkin berujung berakhir alias putus.
Daripada mendiamkannya, ajak bicara pasangan melalui telepon atau video call. Minta ia untuk menjelaskan apa yang sedang dirasakannya, dan mengeluarkan semua unek-uneknya pada anda. Tak lupa, sampaikan juga permintaan maaf jika ternyata ada yang salah apda anda sehingga membuat si dia marah.
Jangan sampai terbawa emosi
Sah-sah saja mengutarakan pendapat saat membicarakan suatu masalah dengan pasangan LDR anda yang sedang marah. Tapi perlu diingat, anda tidak boleh terbawa emosi, yang pada akhirnya membuat tem situasi semakin kacau.
Apabila pasangan bersikeras memojokkan, anda berhak menyusrakan pendapat anda. Intinya, Jika ada sesuatu yang perlu anda sampaikan, jangan ragu untuk mengatakannya sekali pun situasinya memang salah anda.
Jangan terlalu memaksakan kehendak dan pastikan Anda tetap mampu mengontrol emosi saat bicara dengan pasangan.
Beri pasangan waktu
Setelah meminta maaf, cobalah lihat reaksi pasangan. Jika b ia mau memaafkan, saat itu juga dan meluluhkan emosinya. Tapi bila sebaliknya, sepertinya pasangan anda butuh wakut untuk merenungi keselahan yang dilakukan.
Setidaknya, sampai emosi pasangan benar-benar terkendali dan tidak lagi marah. Katakan juga padanya untuk segera mengabarkan Anda saat emosinya sudah lebih stabil.