Celebrithink.com – Ada pepatah bilang, jangan berani main cinta jika tidak ingin patah hati. Nyatanya setiap orang pasti akan merasakan yang namanya jatuh cinta, dan akhirnya memutuskan untuk berkomitmen menjalin sebuah hubungan. Celakanya, jika hubungan itu terajut cukup dalam, akan sangat sakit rasanya jika menghadapi kenyataan hubungan mereka harus berakhir.
Menariknya lagi, ternyata putus cinta juga berdampak pada kondisi kesehatan baik fisik maupun kejiwaan. Rasa sakit yang ditimbulkan sebenarnya bisa memiliki dampak yang berbeda-beda bagi setiap orang. Dilansir dari laman hellosehat, berikut ini efek putus cinta terhadap kesehatan anda.
Stres
Sangat mungkin anda akan mengalami stres berpisah dengan orang yang dicintai. Tak ayal, berbagai pertanyaan biasanya akan muncul di benak anda, mengapa hubungan yang sudah dibina sedemikian rupa, harus berpisah. Jika kondisi itu dibiarkan, akan berdampak buruk terhadap kesehatan fisik anda.
Stres dapat menaikkan kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, hormon kortisol yang meningkat ini akan memengaruhi hampir semua organ tubuh, termasuk tekanan darah dan jantung. Ketika seseorang merasa stres, jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah pun akan meningkat.
Membiarkan kondisi ini terlalu lama tentu memberi beban yang jauh lebih berat pada jantung.
Selain itu, stres akibat putus cinta juga bisa membuat anda lebih mudah panik dan ketakutan ketika menghadapi sesuatu.
Nyeri dada
Sebuah penelitian dari National Academy of Sciences of The United States of America menemukan fakta menarik seputar aktivitas otak orang yang baru putus cinta. Ternyata, otak orang yang baru putus cinta punya aktivitas yang sama dengan orang yang sedang merasakan sakit secara fisik. Khususnya, saat orang tersebut melihat foto pasangan yang meninggalkannya.
Kondisi ini kemungkinan muncul saat sistem saraf simpatis dan parasimpatis aktif secara bersamaan. Saraf parasimpatis merupakan sistem saraf yang berfungsi untuk mengatur sistem pencernaan dan produksi air liur. Jika saraf ini menyala, detak jantung dan sistem pernapasan anda akan melambat.
Sementara aktifnya sistem saraf simpatis akan mengencangkan otot dan membuat detak jantung anda semakin kencang. Jika kedua sistem saraf tersebut bekerja, tentu dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, salah satunya nyeri dada.
Kenaikan berat badan
Bagi sebagian orang, putus cinta dapat membuat berat badannya meningkat. Ya, biasanya mereka akan melampiaskan rasa sakit hatinya dengan banyak makan. Ternyata menurut sebuah studi dari Yale University, stres kronis yang dilepaskan oleh hormon kortisol bisa menimbun lemak di perut Anda. Namun, penelitian menyebutkan bahwa kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria.
Selain itu, stres juga kerap memicu seseorang untuk makan lebih banyak dari biasanya tanpa terkendali. Akibatnya, asupan makanan dengan lemak yang tinggi, gula, dan garam pun menjadi tidak terkontrol. Alih-alih mengisi kekosongan, makanan tersebut justru semakin membuat anda stres dan ingin menambah porsi. Tapi ada juga sebagian orang yang justru tidak nafsu makan sehingga berat badannya merosot.
Tidur jadi terganggu
Terganggunya kualitas tidur menjadi salah satu efek dari putus cinta. Jika biasanya anda kerap menceritakan apa yang terjadi seharian kepada mantan, suasana itu mungkin tidak lagi dilakukan saat hubungan berakhir.
Akibatnya, anda merasa ada yang hilang dari rutinitas menjelang tidur. Kondisi ini bisa membuat anda kembali teringat mantan yang berujung pada nostalgia dan meningkatkan hormon kortisol. Sementara peningkatan hormon kortisol bisa membuat tidur anda menjadi tidak nyenyak, sehingga kualitas tidur pun terganggu.