Celebrithink.com – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menerima audiensi Ketua DPD Partai Gerindra Papua Barat Daya, Oktasari Sabil, bersama dua sineas nasional, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, di kantor Kementerian Kebudayaan. Pertemuan tersebut membahas rencana produksi film Helena, yang akan mengangkat kekayaan budaya, adat istiadat, dan potensi pariwisata dari enam kabupaten/kota di provinsi termuda Indonesia, Papua Barat Daya.
Menteri Fadli Zon menegaskan dukungan penuh terhadap proyek ini dan mendorong pemanfaatan Dana Indonesiana untuk mendukung proses kreatifnya.
“Kami mendukung penuh film ini. Dana Indonesiana bisa dimanfaatkan untuk riset, penulisan skenario, hingga produksi film dokumenter sebagai bentuk alih wahana dari karya sastra ke film,” ujar Fadli.
Film Helena: Simbol Perempuan Papua dan Kearifan Lokal
Sutradara Ari Sihasale menjelaskan bahwa Helena diadaptasi dari novel Helena: Bunga Demokrasi Papua Barat. Film ini mengisahkan sosok perempuan Papua yang kuat, inspiratif, dan mencintai tanah kelahirannya. Lokasi syuting akan dilakukan di berbagai titik strategis, seperti Raja Ampat dan Tambrauw, yang dikenal akan keindahan alam dan kekayaan budaya.
“Papua sering dikaitkan dengan kekuatan laki-laki. Lewat Helena, kami ingin menampilkan perempuan Papua sebagai simbol kekuatan dan harapan. Film ini adalah misi budaya, bukan sekadar hiburan,” jelas Ari.
Ia juga menambahkan bahwa film ini akan menampilkan berbagai warisan budaya Papua, termasuk kain Timor yang digunakan sebagai mas kawin di daerah Maybrat.
Promosi Budaya dan Pariwisata Lewat Film
Ketua DPD Gerindra Papua Barat Daya, Oktasari Sabil, menekankan pentingnya film sebagai medium promosi budaya dan pariwisata. Ia menyebutkan bahwa selama ini potensi luar biasa dari wilayah seperti Raja Ampat, Sorong, Maybrat, Tambrauw, Sorong Selatan, dan Kota Sorong belum banyak terangkat di media nasional.
“Helena kami rancang untuk menggambarkan keunikan budaya, kekayaan alam, serta kearifan lokal dari enam wilayah di Papua Barat Daya. Harapannya, film ini bisa menjadi momentum untuk membangkitkan sektor pariwisata dan budaya secara nasional,” ujarnya.