Tata Cara dan Panduan Niat Puasa Qadha di Hari Senin dan Kamis

Pict by Instagram

Celebrithink.com – Bagi umat Muslim, menjalankan puasa qadha Ramadan adalah kewajiban yang harus ditunaikan sebelum datang Ramadan berikutnya. Namun, bagaimana jika puasa tersebut dilakukan di hari Senin atau Kamis yang juga merupakan hari puasa sunnah? Apakah niat untuk puasa qadha dan sunnah bisa digabungkan? Berikut penjelasan lengkapnya.

Pentingnya Niat dalam Berpuasa

Niat merupakan syarat sah puasa, baik itu puasa wajib maupun sunnah. Dalam hal ini, kamu perlu menetapkan niat dengan jelas apakah puasa yang dijalani adalah untuk mengganti puasa Ramadan (qadha) atau hanya mengikuti sunnah puasa Senin dan Kamis.

Jika ingin menjalankan puasa qadha Ramadan, berikut niatnya:
Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin:
Nawaitu shaumaghadin ‘an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta’aalaa

Artinya:
“Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadan karena Allah Ta’ala.”

Apakah Niat Puasa Wajib dan Sunnah Bisa Digabungkan?

Para ulama memiliki pandangan yang berbeda tentang penggabungan niat puasa qadha dan sunnah. Berikut dua pendapat utama:

1. Boleh Menggabungkan Niat

Sebagian ulama, seperti Imam as-Suyūtī dan Imam ar-Ramli, membolehkan penggabungan niat puasa wajib dengan sunnah. Menurut mereka, seseorang dapat memperoleh dua pahala sekaligus, yaitu pahala puasa wajib dan sunnah.

Hal ini didasarkan pada kaidah bahwa satu ibadah dapat memenuhi dua tujuan selama syarat-syaratnya terpenuhi. Contohnya, jika kamu berpuasa qadha pada hari Senin atau Kamis dengan niat menggabungkannya, puasamu tetap sah dan mendapatkan pahala ganda.

2. Tidak Boleh Menggabungkan Niat

Sebaliknya, ulama seperti Syaikh bin Bāz berpendapat bahwa niat puasa wajib dan sunnah tidak dapat digabungkan. Mereka menegaskan bahwa puasa qadha harus diniatkan secara khusus. Jika niat digabungkan, hanya puasa qadhanya yang sah, sedangkan puasa sunnah tidak dihitung.

Kaidah yang digunakan adalah, “Niat ibadah yang lebih besar mengalahkan niat ibadah yang lebih kecil.” Oleh karena itu, ulama yang memegang pendapat ini menganjurkan untuk memisahkan niat antara puasa wajib dan sunnah.

Meskipun ada perbedaan pandangan, yang terpenting adalah memastikan niat sesuai tujuan ibadah yang ingin dicapai. Jika memungkinkan, lebih baik memisahkan pelaksanaan puasa qadha dan sunnah untuk mendapatkan keutamaan masing-masing.

Populer video

Berita lainnya