Revolusi Bulutangkis Indonesia, PBSI Ganti Pelatih Top

Pict by Instagram

Bulutangkis Indonesia memasuki fase baru setelah banyak pelatih top meninggalkan Pelatnas PBSI. PP PBSI yang dipimpin M. Fadil Imran melakukan sejumlah perubahan penting, salah satunya rekrutmen terbuka untuk posisi pelatih teknik dan tim pendukung. Dengan langkah ini, jabatan pelatih di Cipayung dikosongkan sementara hingga pengumuman pengganti baru.

Rekrutmen terbuka ini juga menjadi langkah besar bagi bulutangkis Indonesia. Selain membuka peluang bagi pelatih domestik dan internasional, posisi tersebut juga terbuka untuk pelatih yang sebelumnya menjabat di Pelatnas. Salah satu alasan utama adalah penurunan prestasi bulutangkis Indonesia tahun lalu, termasuk kegagalan meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024. Indonesia hanya mendapatkan satu medali perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri, meskipun memiliki skuad yang berpengalaman dan berprestasi.

Keputusan ini dapat dianggap sebagai revolusi dalam dunia bulutangkis Indonesia. Meski beberapa pelatih lama tidak mengajukan diri, seperti Herry Iman Pierngadi (pelatih ganda campuran), Aryono Miranat (pelatih ganda putra), dan Irwansyah (pelatih tunggal putra), perubahan ini diharapkan bisa membawa angin segar bagi tim nasional.

Pelatih-pelatih lama ini memiliki peran besar dalam prestasi Indonesia, terutama di sektor ganda putra. Ganda putra Indonesia, di bawah tangan dingin mereka, sempat menjadi sektor yang sangat disegani di dunia bulutangkis. Begitu juga di sektor tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting mencatatkan sejarah dengan mencapai final All England 2024. Keberhasilan ini juga menandakan bangkitnya prestasi bulutangkis Indonesia.

Di ajang All England 2024, Indonesia menjadi juara umum berkat kemenangan Jonatan dan pasangan Fajar/Rian. Keberhasilan tersebut menambah daftar prestasi luar biasa dari tim bulutangkis Indonesia. Selain itu, Irwansyah juga berhasil mempertahankan gelar juara Asia di sektor tunggal putra, dengan Ginting meraih juara pada 2023 dan Jonatan pada 2024.

Kini, PBSI bertaruh pada perubahan besar ini untuk empat tahun ke depan. Meski pengganti pelatih-pelatih top tersebut belum diumumkan, harapan besar tersemat pada terobosan yang akan dilakukan. Aryono Miranat, salah satu pelatih legendaris Indonesia, menyampaikan optimisme terhadap langkah yang diambil oleh PBSI. Menurutnya, semua pelatih memiliki kesempatan yang sama, dan yang terpenting adalah atlet yang dihadapi.

“Saya yakin pelatih yang datang nanti bisa membawa prestasi lebih baik dari sebelumnya,” ujar Aryono. Ia berharap bulutangkis Indonesia kembali memiliki andalan di setiap sektor, dengan ganda putra sebagai sektor utama yang terus mengukir prestasi.

Dengan langkah baru yang penuh harapan ini, PBSI berharap bulutangkis Indonesia dapat kembali berjaya di kancah internasional, mengembalikan kejayaan yang pernah diraih sebelumnya.

Populer video

Berita lainnya