Gus Miftah, atau Miftah Maulana, yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama, menjadi sorotan publik. Kritik tajam muncul setelah videonya yang mengolok-olok pedagang es teh viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat berbicara kepada seorang pedagang bernama Sonaji di acara tabligh akbar. “Es tehmu masih banyak nggak? Ya sana dijual, goblok. Kalau nggak laku, ya sudah, takdir,” ucapnya dalam bahasa Jawa. Pernyataan itu disampaikan di hadapan ratusan jamaah, membuat Sonaji hanya terdiam.
Ternyata, hinaan Gus Miftah tidak berhenti di situ. Pada acara yang sama di Magelang, Jawa Tengah, dia juga menyamakan seorang pria pembawa kopi sebagai najis besar. Saat pria itu mencium tangannya setelah menyuguhkan kopi, Gus Miftah meminta tanah, merujuk pada ajaran Islam tentang bersuci dari najis besar seperti babi atau air liur anjing. Video ini pun ikut viral di media sosial.
Tindakan Gus Miftah menuai kecaman karena dianggap tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama. Apalagi, dia merupakan staf Presiden Prabowo Subianto dalam urusan keagamaan. Banyak warganet mendesak Prabowo untuk mencopotnya dari jabatan tersebut.
“Tidak pantas orang yang merendahkan martabat manusia diberi tanggung jawab mengurus toleransi. Digaji mahal pakai uang rakyat, tapi justru menghinakan rakyat. PECAT!” tulis Kalis Mardiasih, seorang aktivis perempuan, di akun media sosialnya.
Publik menilai, seorang pejabat negara seharusnya menjaga ucapan dan sikapnya. Tindakan Gus Miftah dianggap merusak citra pemerintah, terutama dalam isu kerukunan beragama.
Desakan untuk memecat Gus Miftah terus meluas, memperlihatkan kekecewaan mendalam masyarakat terhadap perilakunya. Publik berharap pemerintah mengambil tindakan tegas demi menjaga kepercayaan masyarakat.