Korea Selatan tidak hanya dikenal sebagai pusat mode dan skincare, tetapi juga sebagai contoh bagi orang tua yang ingin anak-anak mereka tumbuh tinggi. Berdasarkan laporan dari Korea Herald, tinggi badan anak-anak dan remaja di Korea meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir. Mereka juga cenderung mencapai kedewasaan lebih awal.
Penelitian oleh Badan Teknologi dan Standar Korea menunjukkan bahwa rata-rata tinggi siswa sekolah dasar laki-laki naik dari 134,9 cm menjadi 139,2 cm, sedangkan siswa perempuan meningkat dari 134,3 cm menjadi 137,1 cm. Secara keseluruhan, tinggi rata-rata pria Korea adalah 172,5 cm, sementara wanita 159,6 cm. Hal ini erat kaitannya dengan peningkatan nutrisi dan layanan kesehatan di negara tersebut.
Orang tua di Korea Selatan semakin serius dalam mendukung pertumbuhan anak-anak mereka. Dilaporkan oleh Korea JoongAng Daily, penjualan hormon pertumbuhan meningkat dua kali lipat dalam empat tahun terakhir, sementara permintaan suplemen terkait pertumbuhan melonjak sepuluh kali lipat. Banyak orang tua bahkan membawa anak mereka ke klinik tumbuh kembang untuk memantau grafik pertumbuhan dan memberikan terapi hormon jika diperlukan.
Suntikan hormon pertumbuhan menjadi pilihan populer meski biayanya cukup tinggi, mencapai 10 juta won (sekitar Rp113 juta) per tahun dengan durasi perawatan hingga enam tahun. Di sisi lain, beberapa klinik yang mengadopsi pengobatan tradisional menawarkan akupunktur dan ramuan herbal sebagai alternatif.
Sayangnya, meningkatnya minat ini menimbulkan kekhawatiran penyalahgunaan. Beberapa orang tua mengajukan terapi meski anak mereka tidak memiliki masalah pertumbuhan yang signifikan. Rumah sakit besar biasanya menolak kasus semacam ini jika tidak memenuhi syarat medis atau asuransi.
Selain terapi hormon, beberapa masyarakat Korea memilih langkah ekstrem seperti operasi pemanjangan tulang, meski berisiko tinggi. Prosedur ini melibatkan pemutusan tulang paha dan proses penyembuhan yang sangat menyakitkan. Kebanyakan pasien adalah pria berusia 20-an, dengan alasan sosial atau karier.
Tekanan sosial yang kuat, terutama terhadap pria, membuat perawakan pendek menjadi stigma. Ini mendorong banyak keluarga untuk mengambil tindakan drastis demi mencapai tinggi ideal bagi anak-anak mereka. Meski demikian, para ahli menyarankan pendekatan yang seimbang, dengan fokus pada kesehatan jangka panjang.