Presiden AS terpilih Donald Trump mengangkat Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahannya mendatang. Bessent adalah CEO Key Square Group, perusahaan dana lindung nilai di Connecticut. Penunjukan ini membawa Bessent ke garis depan dalam melaksanakan kebijakan ekonomi Trump, termasuk pemotongan pajak dan pengelolaan hubungan internasional, terutama dengan China.
Trump memuji Bessent sebagai ahli strategi ekonomi dan geopolitik terkemuka. Menurut Trump, Bessent akan membantu menghidupkan sektor swasta dan menekan utang federal. “Scott akan memimpin kita menuju Zaman Keemasan baru untuk ekonomi Amerika,” ujar Trump, Jumat (22/11/2024).
Bessent baru-baru ini menjabat penasihat ekonomi Trump dan dikenal mendorong reformasi pajak serta deregulasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Dalam artikelnya di Wall Street Journal, ia menyebut langkah ini kunci untuk “menghidupkan kembali mesin pertumbuhan Amerika.”
Sebagai Menteri Keuangan, Bessent akan mengawasi berbagai sektor, termasuk pengawasan bank, keuangan federal, dan sanksi AS. Peran ini juga berpengaruh besar pada kebijakan domestik dan internasional.
Bessent menekankan pentingnya perdagangan yang adil bagi Amerika Serikat. Dalam acara radio sekutu Trump, ia mengatakan, “Presiden terpilih ingin perdagangan bebas, tetapi yang adil dan saling menguntungkan.” Ia juga mendukung tarif sebagai alat negosiasi dengan mitra dagang AS, seperti yang diutarakan dalam opini untuk Fox News.
Pria asal Carolina Selatan ini adalah lulusan Universitas Yale dan pernah menjabat kepala investasi di Soros Fund Management. Pada 2015, ia mendirikan hedge fund sendiri, didukung modal dari Soros senilai 2 miliar dollar AS.
Bessent juga mengungkapkan kedekatannya dengan keluarga Trump, yang telah ia kenal selama 30 tahun. “Saya mendukung penuh Presiden Trump,” kata Bessent dalam wawancara dengan Roger Stone. Ia menyebut dirinya sebagai salah satu dari sedikit orang Wall Street yang mendukung Trump sejak awal. Dengan penunjukan ini, banyak pihak menunggu bagaimana Bessent akan menjalankan kebijakan Trump, terutama di tengah ketegangan perdagangan global.
