Sejumlah bencana alam melanda Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pekan ini. Bencana tersebut termasuk banjir, longsor, dan angin kencang. Pemerintah Kabupaten Bandung menetapkan status tanggap darurat di enam kecamatan. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang berlangsung sejak awal November.
Enam kecamatan yang terdampak di Kabupaten Bandung adalah Banjaran, Arjasari, Pameungpeuk, Cangkuang, Rancabali, dan Pasirjambu. Status tanggap darurat berlaku mulai 7 hingga 13 November 2024. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, menyatakan bahwa semua bencana ini terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut.
Di Kecamatan Pasirjambu, longsor terjadi di Kampung Pamandian, Desa Sugihmukti. Satu rumah rusak dan tiga rumah lainnya terancam. Sementara itu, tanggul di Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, jebol, menyebabkan air meluap ke kebun warga. Banjir juga melanda Desa Lebakmuncang dan Panundaan di Kecamatan Ciwidey. Angin kencang merusak beberapa desa di Kecamatan Kutawaringin dan Margaasih.
Kerusakan parah akibat angin kencang terjadi di Kecamatan Kutawaringin. Atap beberapa rumah rusak, dan pohon-pohon tumbang menimpa rumah warga. Di Desa Cibodas, dua rumah rusak, sedangkan di Desa Jatisari, 32 rumah terdampak. Desa Jelegong mencatat kerusakan di 52 rumah, dengan tujuh rumah rusak parah akibat pohon tumbang.
BPBD Kabupaten Bandung saat ini fokus membersihkan lumpur akibat banjir di Banjaran dan daerah terdampak lainnya. Menurut Uka, pembersihan di Banjaran hampir selesai, namun beberapa wilayah di Desa Banjaran Wetan masih membutuhkan perhatian.
Selain di Kabupaten Bandung, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Bogor. Pagar panel proyek lapangan golf di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, jebol pada 10 November 2024. Hal ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengalir deras, sehingga menyebabkan banjir di permukiman warga Kampung PPN. Kepala Desa Sukamantri, Hendi Khaerudin, menjelaskan bahwa posisi pagar yang berada di ujung bawah menyebabkan air meluap dan merendam rumah warga.
Bencana ini mengakibatkan kerusakan di berbagai wilayah dan upaya penanganan terus dilakukan oleh pihak berwenang untuk meminimalisir dampak lebih lanjut.