Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengirim tim berjumlah tiga orang untuk memeriksa bangkai pesawat SAM Air. Mereka berfokus pada lokasi kecelakaan guna mencari dan mengumpulkan bukti penting. Ketua Tim KNKT, Nurcahyo Utomo, menjelaskan pentingnya pengumpulan bukti. “Kita akan mencari tahu bagian mana yang patah dan kerusakan yang terjadi,” ujar Nurcahyo pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Setelah bukti terkumpul, tim akan melakukan pengkajian untuk menentukan penyebab jatuhnya pesawat. Selain itu, KNKT juga tengah merencanakan evakuasi bangkai pesawat dari lokasi yang sulit diakses. Lokasi tersebut merupakan area tambak yang dipenuhi lumpur, menyulitkan proses evakuasi.
Nurcahyo menambahkan, “Kami harus mempertimbangkan bagaimana cara mengangkat pesawat yang mungkin tertanam di lumpur.” Mereka juga akan mengevaluasi alat yang diperlukan dan jumlah personel yang akan dikerahkan untuk proses evakuasi ini.
Kecelakaan pesawat SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH (DHC6) terjadi di Marisa, Kabupaten Pohuwato, pada Minggu pagi, 20 Oktober 2024. Pesawat lepas landas dari Bandara Gorontalo pada pukul 7.30 Wita, menuju Bandara Panua, Pohuwato. Diperkirakan pesawat tiba pada pukul 7.33 Wita.
Namun, pesawat hilang kontak pada pukul 07.22 Wita. Beberapa jam kemudian, bangkai pesawat ditemukan hancur total di rawa-rawa, sebelum landasan pacu 27 Bandara Pohuwato. Kecelakaan ini mengakibatkan empat korban jiwa, termasuk pilot M Saefurubi, co-pilot M Arthur, teknisi Budijanto, dan penumpang Sri Meyke Male.
Tim KNKT kini berupaya keras untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut. Proses investigasi akan berlanjut hingga seluruh fakta terungkap. Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang.