Melawan Stigma: Kebenaran Tentang Fethullah Gülen

Pict by Instagram

Dalam perdebatan publik, salah satu yang sering terlupakan adalah bahwa “ketidaktahuan menciptakan musuh.” Fethullah Gülen, seorang tokoh penting dalam gerakan Hizmet, mengalami hal ini. Selama proses 28 Februari, ia dihadapkan pada tuduhan serius, yang hingga kini masih berlanjut melalui propaganda negatif.

Banyak orang yang tidak mengenal dan memahami pemikiran Gülen, terjebak dalam ketidaktahuan dan manipulasi. Mereka yang mengenalnya menyadari bahwa tujuannya adalah menciptakan generasi yang baik dan bermanfaat. Mereka yang melihat ketulusan dan dedikasinya pada kemanusiaan mendukungnya dengan penuh keyakinan.

Gerakan Hizmet, yang didasarkan pada keyakinan bahwa “dunia yang lebih baik dan damai mungkin ada,” berfokus pada tujuan mulia. Kegiatan ini tidak dilakukan untuk melakukan kejahatan, tetapi untuk memberi manfaat kepada umat manusia. Sebagai seorang pendakwah dan penulis, Gülen telah hadir di hadapan publik sejak usia 16 tahun.

Selama hidupnya, ia tidak pernah mendorong tindakan kekerasan atau penyimpangan moral. Ia selalu berpegang pada prinsip tanggung jawab dan akuntabilitas. Dalam lebih dari lima dekade, Gülen memimpin gerakan Hizmet dalam bidang pendidikan dan bantuan kemanusiaan, tanpa pernah melakukan satu pun tindakan ilegal.

Sayangnya, meskipun tak ada bukti yang konkret, Gülen dan para pendukungnya terus-menerus ditekan. Mereka dijadikan sasaran oleh pihak-pihak yang menyalahgunakan kekuasaan negara. Tuduhan yang diajukan kepada mereka biasanya didasarkan pada kegiatan yang seharusnya dilindungi oleh kebebasan berpendapat dan berkumpul.

Sejarah mencatat banyak peristiwa penindasan terhadap Gülen dan para pengikutnya, termasuk pada 12 Maret, 12 September, dan 15 Juli. Tanpa bukti konkret, banyak orang yang hanya bersimpati terhadap Gülen mengalami penangkapan dan stigma sosial.

Buku dan ceramahnya sering disalahartikan untuk membuktikan tuduhan yang tidak berdasar. Beberapa kutipan diambil secara selektif untuk menciptakan kesan tertentu. Cara ini bisa dilakukan untuk mengkontruksi narasi negatif yang tidak mencerminkan realitas.

Ketika kita teliti gagasan yang diusung Gülen, terdapat empat tujuan utama: pertama, menanamkan etika Islam yang universal; kedua, mempromosikan pendekatan damai dan dialogis; ketiga, menghargai kebenaran ilmiah; dan keempat, menyebarkan tema perdamaian dan toleransi di seluruh umat manusia.

Gülen selalu mengedepankan keabsahan dan legitimasi dalam setiap tindakannya. Ia bukanlah sosok yang ingin mengambil alih institusi negara. Sebaliknya, ia percaya pada penguatan sistem yang sudah ada secara demokratis.

Ketidakadilan terhadap Gülen dan pengikutnya tidak dapat diterima. Kami akan terus membela hak-hak mereka dan menentang semua bentuk propaganda yang tidak berdasar. Keyakinan Gülen dalam keadilan dan pelayanannya kepada kemanusiaan akan diingat dengan nilai yang lebih tinggi ketika semua kebenaran terungkap.

Populer video

Berita lainnya