Saat cabang olahraga breaking atau breakdancing memulai debutnya di Olimpiade, seorang penari dari Australia mencuri perhatian dengan gerakannya yang unik. Raygun, nama panggung dari Rachael Gunn, seorang wanita berusia 36 tahun asal Australia, menarik perhatian dunia saat tampil dalam kategori b-girl di Olimpiade Paris 2024, Jumat, 9 Agustus. Penampilannya membuat penggemar memberikan pujian dan candaan di media sosial.
Salah satu pengguna X (sebelumnya Twitter) bercanda, “Saya bisa hidup sepanjang hidup saya tanpa bisa menemukan sesuatu yang seunik Raygun, breakdancer Olimpiade asal Australia yang berusia 36 tahun.” Unggahan tersebut, yang menampilkan foto Raygun mengenakan tracksuit dan topi baseball berwarna hijau dan emas, memperoleh lebih dari 50.000 suka di X.
Pengguna lain menambahkan, “Tidak ada penampilan Olimpiade yang sekuat ini sejak Usain Bolt dalam lari 100 meter di Beijing 2008.” Mereka juga bercanda, “Begitu Raygun mengeluarkan gerakan ‘Kangaroo,’ kompetisi ini selesai! Berikan dia emas di #breakdancing.”
Meskipun banyak yang menyukai penampilannya, beberapa kritik mencatat bahwa gerakannya kurang dibandingkan dengan lawan-lawannya yang lebih muda dan memenangkan medali. Beberapa pengguna media sosial menyamakan gerakan Raygun dengan “usaha saya saat mencoba melepaskan selimut ketika terlalu panas di malam hari,” sementara yang lain menggambarkannya seperti “apa yang dilakukan keponakan saya setelah mengatakan ‘lihat ini’ kepada kami.”
Dalam kompetisi Round Robin pada hari Jumat, setiap b-girl dan 16 b-boy bertarung satu lawan satu, dan para juri menentukan siapa yang gerakannya paling sesuai dengan musik. “Atlet menggunakan kombinasi gerakan power — termasuk windmills, 6-step, dan freezes — sambil mengadaptasi gaya mereka dan berimprovisasi mengikuti irama DJ untuk mendapatkan suara juri dan meraih medali Olimpiade breaking pertama,” menurut situs web resmi Olimpiade.
Meskipun Raygun, atau Rachael Gunn, kalah dalam kompetisi Round Robin melawan b-girl Logistx dari Amerika Serikat yang berusia 21 tahun, Syssy dari Prancis yang berusia 16 tahun, dan Nicka dari Lithuania yang berusia 17 tahun, ini bukanlah akhir dari perjalanan breaking-nya. Menurut profil Olimpiadenya, Gunn adalah seorang profesor di Australia dan dulunya seorang penari jazz dan ballroom sebelum memasuki dunia breaking. Ia bahkan mempelajari budaya breaking dalam pekerjaannya sebagai dosen di Universitas Macquarie, Sydney.
Dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram pada hari Kamis, Gunn mengungkapkan kebanggaannya, “Merupakan suatu kehormatan dan hak istimewa menjadi salah satu dari enam belas wanita dari seluruh dunia yang bersaing dalam debut breaking di Olimpiade. Saya berharap melihat breaking di Olimpiade dapat menginspirasi generasi baru para breaker.”