Hoarding atau kebiasaan menyimpan berlebihan sering kali disalahartikan sebagai kebiasaan biasa untuk menyimpan barang. Namun, ada perbedaan signifikan antara keduanya yang perlu dipahami lebih dalam. Hoarding Disorder atau gangguan menyimpan berlebihan adalah kondisi medis yang mempengaruhi sekitar 2-6% populasi dunia, di mana seseorang mengalami kesulitan untuk membuang barang-barang yang tampaknya tidak berharga bagi orang lain namun memiliki nilai sentimental atau perasaan tertentu bagi mereka.
Karakteristik Hoarding Disorder
Hoarding Disorder melibatkan perilaku yang ekstrem dalam hal menyimpan barang. Orang dengan gangguan ini cenderung:
- Menyimpan barang dalam jumlah yang besar tanpa mempertimbangkan nilai atau kegunaannya.
- Kesulitan membuang barang, bahkan yang sudah tidak berguna atau rusak.
- Merasa cemas atau gelisah saat berpikir untuk membuang barang.
- Menumpuk barang hingga menyebabkan ruang tinggal tidak dapat digunakan secara efektif untuk fungsi normal.
Perbedaan dengan Kebiasaan Menyimpan Barang Biasa
Kebiasaan menyimpan barang biasa lebih umum dan tidak selalu mencerminkan gangguan mental. Biasanya, orang dengan kebiasaan ini:
- Menyimpan barang-barang yang masih berguna untuk penggunaan di masa depan.
- Mampu membuang barang yang sudah tidak terpakai atau rusak.
- Tetap menjaga ruang tinggal yang teratur dan dapat digunakan sesuai fungsinya.
Implikasi Kesehatan dan Lingkungan
Hoarding Disorder tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental individu, tetapi juga dapat berdampak negatif pada lingkungan sekitarnya. Tumpukan barang yang berlebihan dapat menyebabkan:
- Risiko kebakaran dan kecelakaan fisik karena ruang terbatas dan barang yang menumpuk.
- Kesulitan dalam perawatan kesehatan dan sanitasi karena kesulitan mengakses area yang terinfeksi atau kotor.
Penanganan dan Dukungan
Penting untuk mengenali perbedaan antara hoarding dan kebiasaan menyimpan barang biasa. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala Hoarding Disorder, konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan bantuan lebih lanjut. Terapi kognitif perilaku (CBT) dan dukungan psikososial dapat membantu mengelola gangguan ini secara efektif.
Memahami perbedaan antara Hoarding Disorder dan kebiasaan menyimpan barang biasa dapat membantu mengurangi stigma dan memberikan dukungan yang tepat kepada mereka yang membutuhkannya. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat memastikan individu yang terpengaruh mendapatkan perawatan dan dukungan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.