Kasus ini bermula ketika Vilmei mengunjungi Baduy, Banten, untuk membuat konten, mengajak serta Rumsyah Baduy, seorang penduduk asli Baduy, sebagai temannya. Setelah pembuatan konten, Vilmei bertanya kepada Rumsyah tentang keinginannya. Rumsyah mengungkapkan dua keinginannya: memiliki ponsel dan berkunjung ke Jakarta. Mendengar itu, Vilmei memberikan sebuah ponsel kepada Rumsyah.
Setelah menerima ponsel, Rumsyah menanggapi komentar seorang warganet yang menduga bahwa Vilmei memberinya ponsel bermerek iPhone, karena Vilmei sering membuat konten yang menunjukkan ia membagikan iPhone. Namun, Rumsyah menyanggahnya, menyebut bahwa ia menerima ponsel merek Advan, bukan iPhone.
“Ponselnya bukan iPhone, malah merek Advan,” tulis Rumsyah di TikTok-nya, yang kemudian dihapus.
Komentar tersebut mendapat reaksi negatif dari warganet, yang menilai Rumsyah tidak tahu berterima kasih. Situasi semakin memanas ketika Monti Sibolang, seorang seleb TikTok lainnya, ikut berkomentar. Dalam sebuah video, Monti menyindir bahwa Vilmei tidak memberikan iPhone, melainkan ponsel merek lain kepada Rumsyah. Monti juga menuduh Vilmei berbohong dalam konten-kontennya yang sering menunjukkan ia membagikan iPhone.
“Vilmei yang suka bagi-bagi iPhone di kontennya, ternyata memberi ponsel bukan iPhone ke Rumsyah,” ujar Monti di TikTok-nya.
Akibat perseteruan ini, Vilmei memutuskan untuk memberikan Rumsyah satu unit iPhone. Ia kembali ke Baduy dan menyerahkan ponsel tersebut secara langsung. Setelah menerima iPhone, Rumsyah mengucapkan terima kasih kepada Vilmei. Namun, kejadian ini justru memperburuk situasi di media sosial, dengan banyak komentar jahat yang terus menghujani akun Rumsyah dan Monti.
Drama ini menunjukkan betapa sensitifnya warganet terhadap isu-isu semacam ini, dan bagaimana media sosial bisa memperkeruh situasi. Semoga kedua belah pihak bisa menemukan jalan tengah dan melanjutkan kehidupan mereka tanpa drama lebih lanjut.