Celebrithink.com – Dalam rangkaian program kuratorial bertajuk Kanon Sinema India 1940’s–1980’s: Balas Dendam Atas Melankolia, film legendaris Esthappan karya Govindan Aravindan ditayangkan sebagai salah satu tonggak sinema paralel India yang menggugah. Karya ini tak hanya membuka ruang kontemplasi spiritual, tetapi juga menawarkan potret ambiguitas sosial dalam balutan narasi multi-perspektif.
Dirilis pada tahun 1980, Esthappan adalah film berbahasa Malayalam yang menggabungkan elemen kisah Alkitab dengan realitas kehidupan pesisir Kerala. Tokoh sentralnya, Esthappan—seorang nelayan yang dianggap aneh dan bodoh oleh komunitasnya—menjadi figur misterius yang dikenang dengan berbagai versi oleh para saksi hidup di sekitarnya. Dalam satu kisah, ia digambarkan sebagai nabi; di kisah lain, sebagai penipu atau pencuri.
Narasi film ini dibangun secara berlapis melalui suara-suara dari komunitas nelayan, menciptakan potret kompleks tentang kepercayaan, ilusi, dan pencarian spiritual. Ketika Esthappan tiba-tiba menghilang dari kampungnya, kegelisahan merebak. Namun, pendeta gereja menenangkan warga, menyatakan keyakinannya bahwa Esthappan pasti akan kembali.
Para kritikus sinema menyebut Esthappan sebagai “film kehidupan batin India” karena kemampuannya menggali aspek spiritual manusia tanpa harus berpihak pada satu tafsir tunggal. Film ini menjadi refleksi bagaimana mitos dan realitas saling tumpang tindih dalam kehidupan masyarakat tradisional.
Govindan Aravindan: Maestro Sinema Eksperimental
Sutradara Esthappan, Govindan Aravindan (1935–1991), dikenal sebagai pionir sinema paralel India. Ia menolak gaya naratif konvensional dan lebih memilih pendekatan eksperimental yang puitis dan filosofis. Sebelum aktif di dunia sinema, Aravindan adalah seorang kartunis terkemuka, musisi, serta pelaku teater.
Ia mendirikan klub seni seperti Navarangam dan Sopanam, yang menjadi ruang tumbuh bagi seni eksperimental di Kerala. Atas kontribusinya, ia menerima penghargaan Padma Shri pada 1990, dan namanya kini diabadikan melalui Aravindan Puraskaram, sebuah penghargaan tahunan untuk sutradara muda di India.
Dengan Esthappan, Aravindan memperluas batasan sinema India, menjadikannya tidak hanya sebagai medium hiburan, tetapi juga wahana refleksi eksistensial.