Kemeriahan Berubah Jadi Kekacauan
celebrithink.com – Festival Musi 2025 yang digelar di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, pada Sabtu (15/2/2025) seharusnya menjadi perayaan meriah. Namun, bagi influencer asal Malaysia, Aisar Khaled, malam itu justru meninggalkan pengalaman kurang menyenangkan. Lewat unggahan Instagram Story di akun resminya, @aisar_khaledd, ia menceritakan momen tidak terduga yang dialaminya. Mulai dari kendala teknis hingga kejadian fisik yang membuatnya tidak nyaman.
Mic Hilang dan Pakaian Aisar Khaled Robek
Aisar Khaled mengungkapkan bahwa penampilannya terganggu akibat beberapa insiden. Salah satunya adalah mikrofon yang tiba-tiba hilang di tengah acara. “Kejadian di Palembang, tak pernah lupa. Mic hilang, apalagi hilang kita, baju robek, semua hancur lah,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Tak hanya itu, situasi di lokasi semakin kacau ketika para penggemar berdesakan untuk mendekatinya. Hal ini menyebabkan tubuhnya mengalami iritasi dan kemerahan. “Pokoknya nih merah-merah semua nih,” katanya sambil menunjukkan bagian dadanya yang memerah akibat interaksi dengan penonton yang begitu antusias.
Tim Aisar Khaled Juga Mengalami Kesulitan
Bukan hanya Aisar yang mengalami insiden tidak menyenangkan. Tim yang menemaninya juga menghadapi masalah serupa. Salah satu anggota timnya mengungkapkan bahwa sepatunya rusak akibat kerumunan yang padat. “Aku juga ada kenangan bos, sepatu aku koyak,” ujarnya dengan nada pasrah.
Dengan raut wajah lelah, Aisar pun mengungkapkan kebingungannya terkait rencana tur di Indonesia di masa mendatang. “Sekarang aku lagi pikir nih, gimana kalau aku keliling Indonesia nanti, don’t know what to say,” ucapnya.
Kerumunan Pengunjung Membludak
Di balik insiden yang dialami Aisar, suasana festival juga diwarnai dengan kepadatan pengunjung yang luar biasa. Hanya ada satu akses masuk menuju panggung utama, sehingga banyak orang terjebak dalam antrean panjang.
Di sisi panggung utama, kondisi semakin padat karena tidak ada pembatas yang jelas bagi penonton. Hal ini menyebabkan kerumunan yang semakin sulit dikendalikan. Meskipun pihak kepolisian telah dikerahkan untuk menjaga keamanan, ketegangan tetap terasa di antara pengunjung.
Harapan untuk Festival di Masa Depan
Beberapa pengunjung mengaku khawatir dengan kondisi yang terjadi. Salah satunya adalah Anita, yang merasa acara ini kurang tertata dengan baik. “Saya kaget, kok rame sekali sampai membludak. Khawatir terjadi hal-hal tak diinginkan, semoga ke depan lebih tertata,” ungkapnya.
Dari kejadian ini, diharapkan penyelenggara acara dapat lebih memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung serta artis yang tampil. Festival semestinya menjadi ajang hiburan, bukan menimbulkan kekacauan yang mengganggu pengalaman semua pihak.
