Haikal Hassan Terancam Ditangkap di Arab Saudi
celebrithink.com – Haikal Hassan, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dikabarkan menghadapi ancaman penangkapan oleh Otoritas Keamanan Arab Saudi. Isu ini muncul menjelang pelaksanaan Makkah Halal Forum 2025 yang akan berlangsung pada 25-27 Februari mendatang.
Kabar ini sontak menghebohkan publik, terutama di kalangan pengikut dan simpatisannya. Banyak yang mempertanyakan kebenaran informasi tersebut serta dampaknya terhadap Haikal Hassan, yang dikenal sebagai sosok aktif di dunia dakwah dan politik.
Penyebab Ancaman Penangkapan
Ancaman penangkapan ini diduga berkaitan dengan pernyataan kontroversial Haikal dalam sebuah podcast bersama YouTuber Arie Untung. Dalam tayangan tersebut, Haikal menyebut Arab Saudi dengan istilah “Yahudi Arabia.”
Pernyataan itu memicu kemarahan banyak pihak, terutama yang menganggapnya sebagai penghinaan terhadap Kerajaan Arab Saudi. Tak sedikit yang menilai bahwa kata-kata Haikal bisa berujung pada konsekuensi hukum jika ia benar-benar menghadiri acara Makkah Halal Forum 2025.
Arab Saudi dikenal sebagai negara yang sangat tegas dalam menjaga reputasi dan kedaulatannya. Segala bentuk penghinaan terhadap kerajaan dapat dianggap sebagai pelanggaran serius. Oleh karena itu, kabar ancaman penangkapan Haikal Hassan menjadi perhatian publik.
Haikal Hassan Membantah Kabar Penangkapan
Setelah kabar ini menyebar luas, Haikal Hassan segera memberikan klarifikasi. Ia menegaskan bahwa isu tersebut adalah hoaks dan tidak berdasar.
Dalam pernyataannya, Haikal juga menyatakan kesiapannya untuk menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan berita tersebut. Ia merasa dirugikan oleh informasi yang dianggapnya sebagai fitnah dan sengaja dibuat untuk merusak reputasinya.
Profil Haikal Hassan
Haikal Hassan memiliki nama lengkap Haikal Hassan Baras. Ia lahir di Jakarta pada 21 Oktober 1968.
Dikenal dengan logat Betawinya yang khas, Haikal aktif sebagai pendakwah dan sering mengisi berbagai acara keagamaan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai motivator dan konsultan sumber daya manusia di perusahaan tambang.
Sebagai seorang yang memiliki latar belakang akademis yang kuat, Haikal menempuh pendidikan S-1 di Universitas Budi Luhur dengan jurusan Teknik Informatika. Ia kemudian melanjutkan S-2 di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan fokus pada Teknik Industri.
Karier dan Perjalanan Politik
Nama Haikal Hassan mulai dikenal luas setelah terlibat dalam aksi 212 pada tahun 2016. Aksi tersebut merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah politik dan sosial Indonesia, yang membawa namanya ke dalam sorotan publik.
Tak hanya aktif di dunia dakwah, Haikal juga terlibat dalam dunia politik. Pada tahun 2019, ia dipercaya menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) untuk pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Dalam berbagai kesempatan, Haikal kerap menyuarakan pandangannya terkait isu-isu politik, sosial, dan keagamaan. Hal ini membuatnya menjadi salah satu tokoh yang cukup berpengaruh di kalangan umat Muslim Indonesia.
Reaksi Publik terhadap Kontroversi Ini
Kabar ancaman penangkapan Haikal Hassan memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat. Sebagian mendukung Haikal dan menilai bahwa pernyataannya tidak seharusnya dipermasalahkan. Namun, ada pula yang menilai bahwa sebagai tokoh publik, Haikal seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata.
Peristiwa ini juga menjadi pengingat bagi figur publik untuk lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di ruang digital. Di era media sosial yang begitu cepat menyebarkan informasi, satu pernyataan kontroversial bisa berdampak besar, baik di dalam maupun luar negeri.
Kasus Haikal Hassan yang dikabarkan terancam ditangkap di Arab Saudi masih menyisakan tanda tanya. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak berwenang Arab Saudi terkait isu tersebut.
Meski Haikal sudah membantah dan menyebutnya sebagai berita hoaks, isu ini tetap menjadi perbincangan hangat. Apakah ia akan tetap menghadiri Makkah Halal Forum 2025 atau memilih menghindari risiko? Publik masih menantikan perkembangan selanjutnya.