Kontroversi Review Skincare dan Respon Doktif
Produk skincare milik Maia Estianty kembali menjadi sorotan setelah seorang reviewer skincare, yang dikenal dengan nama Doktif, memberikan pendapatnya. Persoalan ini bermula ketika Maia mengomentari kontroversi review skincare karena maraknya ulasan negatif terhadap produk kecantikan di media sosial. Ia menegaskan bahwa jika ada kecurigaan terhadap kandungan suatu produk, sebaiknya langsung dilaporkan ke BPOM, bukan disebarluaskan di internet.
“Mendingan pengusaha skincare kalau mau nge-review, nggak usah nge-review lah. Kalau curiga ada sesuatu, mending langsung laporin ke BPOM aja,” ujar Maia. Pernyataan tersebut diduga menyindir para pengulas skincare, termasuk Doktif, yang kerap menilai komposisi produk secara terbuka.
Doktif Tersentil, Beri Respon Kritis
Merasa tersentil dengan pernyataan Maia, Doktif pun merespons melalui unggahan di TikTok. Dalam video tersebut, ia menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk menjatuhkan pihak mana pun, melainkan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keamanan skincare.
“Doktif tidak berniat menjatuhkan, paling tidak Doktif approve. Karena kan memang Bunda nggak suka dengan kehadiran Doktif,” ujar wanita berkerudung yang selalu tampil dengan topeng tersebut.
Hasil Uji Lab: Skincare Maia Sesuai Klaim
Meski demikian, Doktif mengakui bahwa skincare MAX Bright Serum milik Maia Estianty memiliki kandungan yang sesuai dengan klaim yang tertulis di kemasan. Ia menguji kandungan Niacinamide dalam serum tersebut dan menemukan bahwa jumlahnya mencapai 2,07 persen, yang masih sesuai dengan klaim 2 persen pada kemasan.
“Produk dari Bunda ya, MAX Bright Serum. Seperti biasa, karena tertulis di sini kandungan Niacinamide dua persen, maka Doktif lakukan uji lab. Di sini Doktif selaku konsumen ya Bunda Maia, bukan pengusaha,” ungkapnya.
Namun, dengan nada bercanda, Doktif menyatakan bahwa meskipun hasilnya sesuai, ia tetap tidak memberikan persetujuan. Doktif merasa Maia tidak menyukai kehadirannya.
“Hasilnya, jumlah Niacinamide dari produk ini, kandungannya ternyata 2,07 persen. Jadi sudah sesuai ya. Tapi karena Bunda Maia tidak suka dengan kehadiran Doktif, jadi produk ini nggak Doktif approve, tapi Bunda approve aja ya karena itu hak Bunda Maia,” lanjutnya.
Respons Publik dan Dampak Kontroversi
Perdebatan ini pun memicu berbagai reaksi dari warganet. Sebagian mendukung Maia yang berpendapat bahwa pengaduan produk sebaiknya dilakukan secara resmi ke BPOM. Sementara itu, yang lain mendukung Doktif karena dianggap membantu konsumen dalam memilih skincare yang aman.
Peristiwa kontroversi review skincare menunjukkan bahwa transparansi dalam industri kecantikan semakin menjadi perhatian. Peran reviewer skincare tetap dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat.