Celebrithink.com – Peristiwa dramatis terjadi pekan ini. Pasukan khusus Ukraina memeriksa jasad tentara Korea Utara yang tewas di Kursk, Rusia. Salah satu tentara yang masih hidup memilih untuk meledakkan dirinya dengan granat. Sementara yang lainnya berteriak “Jenderal Kim Jong Un” sebelum melakukan aksi bunuh diri. Kejadian ini mengungkapkan betapa besar pengaruh rezim Kim Jong Un terhadap kesetiaan pasukannya, bahkan hingga pengorbanan diri.
Pasukan Tentara Korea Utara Pilih Bunuh Diri
Pada Senin, 13 Januari 2025, pasukan Operasi Khusus Ukraina menemukan 18 tentara yang telah gugur. Namun, kejutan datang ketika satu tentara yang masih hidup mencoba meledakkan dirinya dengan granat. Tentara Ukraina yang berada di tempat kejadian dilaporkan lolos tanpa luka, meskipun verifikasi tentang insiden ini belum tersedia.
Lebih mengejutkan lagi, laporan AFP menyebutkan ada tentara Korut yang berteriak “Jenderal Kim Jong Un” sebelum melakukan tindakan bunuh diri dengan granat. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya loyalitas pasukan Korea Utara terhadap pemimpin mereka, yang bahkan lebih mengutamakan kesetiaan daripada mempertahankan nyawa.
Keterlibatan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukraina
Menurut badan intelijen Korea Selatan, tentara terlibat dalam pertempuran di Rusia dengan banyak dari mereka yang tidak memahami taktik perang modern. Akibatnya, banyak tentara Korut yang menjadi korban dalam pertempuran tersebut. Kim, mantan tentara Korut yang membelot ke Korea Selatan, menyatakan bahwa para tentara tersebut sudah dicuci otaknya untuk mengabdi sepenuhnya kepada Kim Jong Un.
Pengorbanan Diri dan Kesetiaan
Menurut analisis oleh Yang Uk dari Asan Institute of Policy Studies. Tindakan bunuh diri para tentara bukan hanya menunjukkan kesetiaan mutlak kepada rezim Kim Jong Un. Tetapi juga sebagai bentuk perlindungan terhadap keluarga mereka. Tentara yang mengorbankan diri percaya bahwa ini adalah cara untuk melindungi orang yang mereka cintai.
Insiden ini memberikan gambaran mendalam mengenai bagaimana rezim Kim Jong Un mampu membentuk kesetiaan luar biasa pada tentara Korea Utara, bahkan hingga mengorbankan nyawa mereka. Tentara yang terlibat dalam konflik di Rusia menunjukkan bahwa mereka lebih rela mengakhiri hidup daripada ditangkap atau menyerah, mencerminkan kedalaman kontrol ideologi yang diterapkan oleh pemerintah Korea Utara.