Depresi adalah gangguan suasana hati yang serius dan umum, yang dapat memengaruhi siapa saja. Meskipun seringkali dianggap sebagai sekadar perasaan sedih yang intens, depresi adalah kondisi medis yang kompleks dengan berbagai jenis dan gejala. Dua jenis depresi yang paling umum adalah Gangguan Depresi Mayor (MDD) dan Gangguan Depresi Persisten (PDD).
Gangguan Depresi Mayor (MDD)
MDD, atau yang lebih dikenal sebagai depresi berat, adalah jenis depresi yang paling sering didiagnosis. Penderita MDD mengalami episode-episode depresi yang parah dan berkepanjangan.
Penyebab MDD:
- Ketidakseimbangan kimia otak: Penurunan kadar serotonin dan norepinefrin dapat menyebabkan gejala depresi.
- Peristiwa hidup yang stres: Kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau masalah keuangan dapat memicu depresi.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan depresi dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
- Persepsi negatif: Cara seseorang berpikir tentang dirinya dan dunia dapat mempengaruhi suasana hatinya.
Gejala MDD:
- Hilangnya minat: Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
- Perubahan nafsu makan: Baik penurunan atau peningkatan nafsu makan.
- Gangguan tidur: Insomnia atau tidur berlebihan.
- Kelelahan: Merasa lelah sepanjang waktu, bahkan setelah beristirahat.
- Perasaan tidak berharga: Merasa bersalah, tidak berguna, atau pesimis.
- Kesulitan berkonsentrasi: Sulit untuk fokus atau membuat keputusan.
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Gangguan Depresi Persisten (PDD)
PDD, atau distimia, adalah bentuk depresi kronis yang lebih ringan dibandingkan MDD. Namun, dampaknya terhadap kualitas hidup dapat sama seriusnya. Penderita PDD cenderung mengalami suasana hati yang tertekan dalam jangka waktu yang lebih lama, setidaknya dua tahun.
Gejala PDD:
- Suasana hati rendah: Merasa sedih atau putus asa hampir setiap hari.
- Kurang energi: Merasa lelah dan kurang bersemangat.
- Perubahan nafsu makan: Baik penurunan atau peningkatan nafsu makan.
- Kesulitan berkonsentrasi: Sulit untuk fokus atau membuat keputusan.
- Perasaan tidak berharga: Merasa pesimis dan tidak berharga.
Apa yang Memicu Depresi?
- Peristiwa traumatis: Pengalaman traumatis seperti kehilangan orang yang dicintai atau pelecehan dapat memicu depresi.
- Stres kronis: Stres yang berkepanjangan dapat melemahkan tubuh dan pikiran, meningkatkan risiko depresi.
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan depresi dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalaminya.
- Kondisi medis: Beberapa kondisi medis, seperti penyakit tiroid atau penyakit jantung, dapat menyebabkan gejala depresi.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan depresi sebagai efek samping.