Celebrithink.com – Kasus penipuan yang melibatkan seorang polisi di Pemalang mengguncang publik. Seorang warga, Sunarto, menjadi korban tipu muslihat oknum polisi berinisial WR, yang menjanjikan anaknya lolos seleksi Bintara Polri. Alih-alih mewujudkan impian, Sunarto justru kehilangan uang Rp 900 juta dan tanah warisan keluarganya.
Kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang tua yang berharap anaknya bisa menjadi anggota Polri.
Modus Polisi Tipu Berkedok Penerimaan Bintara
WR, seorang anggota polisi yang bertugas di Polres Pemalang, menggunakan modus penerimaan anggota Polri untuk melancarkan aksinya. WR mendekati Sunarto pada tahun 2020 dengan janji bisa meloloskan kedua anaknya menjadi polisi.
Sunarto yang tergiur dengan janji tersebut rela menjual tanah warisan miliknya. Uang hasil penjualan mencapai lebih dari Rp 1 miliar, dan Rp 900 juta di antaranya diserahkan kepada WR secara bertahap.
Perjanjian Bermeterai yang Tak Berarti
Sebagai bentuk kepercayaan, WR membuat perjanjian bermeterai yang menyatakan bahwa uang akan dikembalikan jika anak Sunarto gagal masuk Polri. Namun, saat anak-anaknya tidak lolos seleksi, uang tersebut tak kunjung kembali.
Sunarto berulang kali mendatangi Polres Pemalang untuk meminta haknya, namun hasilnya nihil.
Nama Kapolres dan Kapolda Dicatut
WR semakin meyakinkan Sunarto dengan mencatut nama Kapolres dan Kapolda Jawa Tengah. Salah satu permintaan WR adalah Rp 400 juta dengan alasan “ongkos Kapolres pulang kampung” dan tambahan Rp 900 juta untuk “melunasi” biaya ke Kapolda.
Polda Jawa Tengah menegaskan bahwa Kapolda dan Kapolres yang disebutkan dalam kasus ini tidak terlibat. Tindakan WR murni dilakukan atas inisiatif pribadi dengan memanfaatkan jabatan dan nama besar atasannya.
Proses Hukum dan Mediasi yang Gagal
Pada 4 September 2024, Sunarto resmi melaporkan WR ke Polres Pemalang. Mediasi sempat dilakukan, namun tidak membuahkan hasil.
Kini, WR telah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani penahanan di Polres Pemalang. Dalam waktu dekat, WR akan menjalani sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelajaran Berharga bagi Masyarakat
Kisah ini menjadi pengingat agar masyarakat lebih waspada terhadap tawaran yang terdengar terlalu mudah. Impian anak masuk menjadi anggota Polri memang besar, namun prosesnya harus dijalani secara legal dan transparan.
Jangan sampai keinginan tersebut membuat seseorang terjebak dalam penipuan yang merugikan. Percaya pada proses resmi adalah jalan terbaik untuk meraih cita-cita.