Hamish Daud kembali diterpa isu mengenai kehidupan pribadinya. Baru-baru ini, sebuah unggahan di LinkedIn menyebutkan bahwa Hamish dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap mantan karyawannya di startup Octopus, yang didirikannya. Unggahan itu dibagikan oleh Admond Lee, seorang pria yang mengungkapkan pendapatnya tentang Octopus.
Admond Lee memuji ide Octopus, sebuah perusahaan yang berfokus pada pengelolaan limbah ramah lingkungan. Namun, ia mengungkapkan tiga alasan utama mengapa Octopus mengalami kebangkrutan hanya enam bulan setelah berdiri. Salah satu alasan yang disorot adalah tuduhan pelecehan seksual terhadap Hamish Daud.
Tuduhan tersebut sangat mengejutkan banyak pihak. Sebagian besar netizen tak menyangka bahwa Hamish Daud terlibat dalam masalah serius tersebut. Admond Lee menuliskan, “Hamish faced accusations of harassment and sexual assault against a former employee,” yang diterjemahkan sebagai tuduhan pelecehan seksual terhadap mantan karyawan.
Beberapa alasan lainnya yang disebutkan Admond Lee terkait kebangkrutan Octopus termasuk masalah gaji yang tidak dibayar selama enam bulan dan CEO yang diduga berbohong tentang gelarnya dari UC Berkeley. Unggahan ini menjadi viral di media sosial, terutama di platform X, dan memicu berbagai reaksi publik.
Tak lama setelah itu, Admond Lee merevisi unggahannya. Ia menghapus bagian yang menyebutkan pelecehan seksual, menggantinya dengan istilah pelecehan secara umum. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa informasi tuduhan tersebut diperolehnya dari sumber yang melapor padanya. Ia menulis, “Hamish faced allegations of harassment against a former employee (shared by whistleblowers).”
Setelah unggahan tersebut viral, Hamish Daud memilih untuk tetap diam. Hingga kini, ia tidak memberikan tanggapan atau klarifikasi melalui media sosialnya, termasuk Instagram, yang terakhir kali diupdate pada 15 Desember 2024. Selain itu, meskipun isu ini mulai mencuat pada akhir 2023, Hamish belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait perusahaannya yang mengalami masalah.
Octopus sendiri merupakan startup yang bergerak di bidang daur ulang sampah, yang bertujuan mempermudah pengumpulan limbah dari konsumen untuk kemudian didaur ulang. Startup ini berbasis di Jakarta dan pada Juli 2023, mereka mengumumkan putaran pendanaan sebesar US$5 juta, yang dipimpin oleh Openspace dan SOSV. Dana tersebut digunakan untuk ekspansi dengan membuka fasilitas pemilahan dan titik pemeriksaan di beberapa kota besar.
Namun, meskipun mendapatkan suntikan modal yang cukup besar, Octopus menghadapi berbagai masalah internal. Selain tuduhan pelecehan seksual, masalah lain yang mencuat adalah CEO Octopus, Mohammad Ichsan, yang diduga mengklaim memiliki gelar dari UC Berkeley. Namun, klaim tersebut ternyata tidak benar, dan Ichsan mengakui bahwa ia bertanggung jawab atas masalah gaji yang belum dibayar kepada karyawan. Dengan berbagai isu yang mengemuka, keberlanjutan Octopus kini berada dalam sorotan publik.