Pasar kripto mengalami penurunan tajam dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin turun signifikan setelah pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang bernada hawkish. Pernyataan tersebut muncul usai The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam rapat FOMC, Rabu (18/12/2024).
Data Coinmarketcap pada Kamis (19/12/2024) pukul 06.40 WIB menunjukkan, kapitalisasi pasar kripto global merosot 5,5% menjadi USD 3,5 triliun. Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi terbesar, turun 5,49% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 100.326 per koin atau setara Rp 1,62 miliar (kurs Rp 16.241).
Ethereum (ETH) juga melemah 6,52% menjadi USD 3.625 per koin, sedangkan Binance Coin (BNB) turun 3,83% menjadi USD 687 per koin. Penurunan ini terjadi di tengah langkah The Fed memangkas suku bunga acuan menjadi 4,25%-4,50%. Kebijakan ini merupakan penurunan ketiga secara berturut-turut pada 2024, dengan total pemangkasan mencapai 100 bps sejak September lalu.
Meskipun sesuai ekspektasi, data ekonomi menunjukkan inflasi tetap tinggi dan pertumbuhan ekonomi solid. The Fed memproyeksikan suku bunga acuan akan turun lagi hingga 3,9% pada akhir 2025, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4%. Proyeksi inflasi PCE dan inflasi inti PCE tahun depan juga naik menjadi 2,5%, dibandingkan prediksi sebelumnya sebesar 2,1% dan 2,2%.
Jerome Powell menyebut, langkah pemangkasan suku bunga yang lebih lambat mencerminkan inflasi yang meningkat pada bulan-bulan terakhir. The Fed juga mendekati tingkat suku bunga netral, sehingga ruang untuk kebijakan moneter lebih lanjut semakin terbatas.
Andre Dragosch, Kepala Riset Eropa di Bitwise, mengatakan penguatan dolar AS turut membebani Bitcoin. Kenaikan nilai dolar sering memicu kontraksi pasokan uang global, yang berdampak negatif pada aset kripto. Namun, ia mencatat penurunan saldo Bitcoin di bursa menunjukkan defisit pasokan, faktor yang mendukung harga Bitcoin.
Meski ada tekanan makroekonomi, faktor fundamental seperti antusiasme investor jangka panjang memberikan harapan bagi masa depan Bitcoin. Namun, ketidakpastian kebijakan moneter global dan penguatan dolar AS tetap menjadi risiko besar bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan.