Dalam acara Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Presiden Prabowo Subianto memberikan teguran terbuka kepada Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya. Peristiwa ini terjadi saat Prabowo menyapa sejumlah tokoh undangan dan membaca jabatan Prof. Dr. Muhadjir Effendy yang kurang lengkap tertulis di dokumen acara.
“Profesor Doktor Muhadjir Effendy Ketua PP Muhammadiyah periode… ini enggak disebut ini periodenya,” ujar Prabowo. Dengan nada tegas, ia meminta Teddy menghadapnya setelah acara, disambut tawa riuh hadirin. Momen ini menjadi sorotan, bukan hanya karena teguran langsung di depan umum, tetapi juga karena menyampaikan pesan kepemimpinan yang kuat dan pentingnya ketelitian dalam detail administratif.
Muhadjir, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020, hadir bersama sejumlah tokoh lainnya, termasuk Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Para menteri kabinet juga turut hadir, menunjukkan betapa pentingnya acara ini dalam konteks kebangsaan dan keagamaan.
Tanwir dan Milad Muhammadiyah ini berlangsung selama tiga hari, menjadi ajang refleksi atas perjalanan panjang organisasi sekaligus forum strategis membahas kontribusi ke depan.
Insiden teguran tersebut mencerminkan gaya kepemimpinan Prabowo yang tak segan memberikan arahan langsung. Hal ini mengingatkan kita bahwa detail kecil dalam acara besar bisa mencerminkan profesionalisme tim yang bekerja di balik layar. Teguran ini juga membawa pesan penting bagi siapa pun yang terlibat dalam organisasi besar: jangan remehkan persiapan, sebab kesalahan kecil bisa menjadi perhatian besar.
Dengan demikian, peristiwa ini tak hanya jadi catatan dalam kronik perjalanan Muhammadiyah, tetapi juga pelajaran berharga bagi siapa saja yang berperan dalam ekosistem pemerintahan dan organisasi besar.